Anime One Shots: Chara X Reader

[Trafalgar Law] Jealous Docter

Traflagar Law from One Piece
Genre: romance, marriage life
Rate T (sedikit menjurus 🙃)
.
.
.
"Kau pergi ke rumah sakit?"

Law, lelaki  kekar dengan ukiran tato di hampir seluruh tubuhnya bertanya dengan kening berkerut. Kalau saja ia memiliki tato di jidatnya, Law pasti akan terlihat lucu. Tapi sayangnya, Law jelas terlihat marah. Kau menghela nafas panjang. Ini akan jadi pembicaraan yang merepotkan.

"Kau pergi ke rumah sakit? SENDIRI?" Ia bertanya lagi. Kali ini dengan penekanan pada hal yang sepertinya paling mengganggu lelaki itu.

"Maaf. Kau bilang kau ada operasi siang ini. Sachi dan Penguin juga sedang di luar kota" jawabmu.

Tanganmu mencoba meraih pundak Law. Emosi lelaki itu biasanya akan sedikit redam saat kau mencoba membuat kontak fisik lembut dengannya. Perlahan, kau menghapus jarak antara kalian. Kepalamu sampai di dada bidang lelaki itu, tanganmu membuat gerakan melingkar di punggungnya.

Terdengar helaan nafas. Dan suasana di sekitar kalian tiba-tiba jauh lebih ringan. Seolah rasa canggung, curiga, marah, dan kecewa ikut terbang dan berbaur bersama jutaan karbondioksida lain di udara.

"Apa kata dokter?" Law mengangkat wajahmu, membuat pasang mata kalian bertemu dalam sebuah permintaan akan kejujuran yang paling jujur.

"Kau sakit? Kenapa kau tidak memberitahuku?" Lanjut lelaki itu. Jemarinya mengelus pipimu, belakang telingamu, dan helai rambut lembutmu.

"Aku baik-baik saja" jawabmu tersenyum. Tapi Law tampak tak puas dengan jawaban itu.

"Kalau kau baik-baik saja, kau tak akan ke rumah sakit" bantah Law.

Mungkin benar. Seharusnya kau melapor saja pada suami mu itu. Bukan kah saat menikahinya, kau tidak hanya menikahi seorang lelaki keras kepala yang suka seenaknya, tapi juga menikahi seorang dokter.

"Baiklah, aku menyerah!" ujarmu.
"Bagian bawahku sakit" kau bersemu. Law masih mencerna. "Maksudmu?"

"Itu salahmu Aho! Kau melakukannya terlalu keras. Aku jadi susah jalan dua hari belakangan" kau melepaskan diri dari Law. Berjalan cepat menuju kamar kalian.

Ah! Memalukan sekali! Kau ingin mengubur muka mu di pasir.

Kau mengunci pintu. Di luar, lelaki jenius yang mendapat gelar ahli bedah itu malah tersenyum.

"Sayang, buka pintunya!" Ujarnya lembut, mengetuk pintu dengan suara tawa kecil disela-sela panggilannya.
"Maaf aku sering lepas kendali. Lain kali, kau saja yang di atas"

"MALAM INI KAU TIDUR DI LUAR LAW!!!"