Darlene - 3. Yang ia sembunyikan (1)

253 27 0
                                    

Jakarta. 2035

Universitas Teknologi Indonesia

Mata kuliah medical nanobot tengah berlangsung. Seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang warna karamel mendengarkan dosen yang mengajar dengan seksama sembari mencatat apapun yang lelaki tua berjanggut itu katakan dengan serius.

Medical nanobot awalnya hanyalah sub-bab dari mata kuliah teknologi medis. Dan baru dijadikan sebagai mata kuliah sekitar 12 tahun yang lalu. Mengingat pentingnya penanganan kanker dengan cepat dan pas sasaran sehingga para penderita kanker tidak lagi merasakan rasa sakit kemoterapi, penurunan berat badan, dan juga kerontokan rambut secara berlebihan.

"Seperti yang kalian dengar dari berita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seperti yang kalian dengar dari berita. Pemerintah tengah merencanakan untuk melepaskan ratusan juta nanobot ke penjuru negeri. Nanobot akan disistem secara khusus untuk mendetox racun, mengikat oksigen, dan sebagai antibodi."

Mendengar topik ini, gadis itu berhenti menulis, mengernyitkan dahi tak mengerti dan refleks mengangkat tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar topik ini, gadis itu berhenti menulis, mengernyitkan dahi tak mengerti dan refleks mengangkat tangan. Prof. Yansen - lelaki tua berjanggut pengampuh mata kuliah itu - memberi isyarat bahwa dia mempersilahkan gadis itu berbicara.

Gadis putih bermata cokelat itu berdehem sejenak, merasa tidak nyaman karena tiba-tiba seisi ruangan kini melihatnya. Tiba-tiba saja dia merasa tak mengerti pada dirinya sendiri, yang dengan begitu percaya diri mengangkat tangan di suasana hening seperti ini. Tapi karena sudah terlanjur, apa boleh buat.

"Jika nanobot dilepaskan di udara, bukankah berarti manusia takkan memiliki apapun untuk dirahasiakan lagi?"

Orang-orang di sekitarnya mulai berbisik, entah karena setuju, atau malah tak mengerti apa yang gadis itu maksud.

Ekspresi Profesor Yansen berubah serius. "Bisa kau jelaskan apa maksudmu?" Ia melipat tangan di depan dada dan menyandarkan tubuhnya pada meja di belakangnya, menunggu penjelasan dari apa yang baru saja gadis itu katakan.

Gadis itu melihat ke sekitar sekilas, tatapan orang-orang kini tertuju padanya, membuatnya sedikit takut untuk mulai berbicara.

"Seperti yang kita tahu, bahwa semua informasi kita dapat terdeteksi hanya dari sensor wajah. Tapi walaupun begitu, kita masih bisa menyimpan rahasia. Tapi jika nanobot dimasukkan dalam setiap sel di tubuh kita. Bukankah semua seluk beluk hingga saraf terkecil di tubuh kita tidak dapat kita lindungi lagi? Kita tidak pernah tau, mungkin pemerintah meletakkan sistem lain pada nanobot dan tidak menyebutkan fungsi tersebut pada semua orang."

Darlene - Bumi Dan HeloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang