"Beep.. Beep.. It's seven o'clock.." Elena mendengar suara itu sayup-sayup dan dengan cepat tidur kembali.
"Mission Failed! Pindah ke cara ke dua. Elenaa! Ini pagi yang indah untuk melihat dunia! Sekarang waktunya untuk bangun!"
Oh, suara itu terdengar familiar.
Elena membuka matanya sedikit, bermaksud mengintip. Tapi ia sungguh tak kuasa dan memilih memejamkan mata lagi. Entah mengapa matanya terasa benar-benar berat hari ini.
"Mission Failed! Pindah ke cara ketiga, cara terampuh di dunia." Elena baru ingin berusaha membuka matanya lagi untuk mengintip. Namun belum sempat ia melakukannya, tiba-tiba..
'Buuur..' Air segar membasahi wajahnya membuatnya nyawanya yang tadi mengawang-ngawang terkumpul seketika. Ia terduduk sambil mengatur napas dan jantungnya.
"Membangunkan Elena. Task number one completed! Yeaaay!" Elena melempar tatapan kesal ke arah Timmy yang kini tengah berputa-putar merayakan keberhasilannya.
Lalu ia menatap ke depan, mencoba kembali pada akal sehatnya bahwa ialah yang menyetel alarm sedemikian pintarnya. Dengan pikiran itu, ia menghirup nafas dalam-dalam dan membuangnya, untuk mengontrol emosi yang tadinya ingin meledak.
Timmy adalah jenis robot pendamping yang dapat dijadikan teman. Banyak orang yang hidup seolah mereka tak mebutuhkan orang lain di hidupnya, tapi sesungguhnya, merekalah yang paling membutuhkannya. Untuk alasan itu, robot inipun diciptakan.
Robot pendamping dijual dengan berbagai macam bentuk dan diperuntukkan bagi mereka yang kesepian dan antisosial. Seperti misalnya, orang tua yang lama menginginkan bayi, seseorang yang membutuhkan teman curhat, atau bahkan ada yang membelinya untuk dijadikan kekasih. Elena memilih Timmy karena bentuknya yang lucu, dengan kaki pendek yang hampir tak terlihat karena tertutup tubuhnya yang bulat dan juga bulunya yang lebat namun terlihat halus. Lebih mirip seperti boneka daripada robot.
Elena mengangkat Timmy yang berukuran 40 senti ke pelukannya dan berbaring lagi. Walaupun membeli robot yang diperuntukkan untuk orang kesepian ini sudah sangat membuatnya terlihat menyedihkan, tapi ia menyayangi robotnya yang lucu ini.
Manusia memang begitu, walaupun terlihat dingin dan dapat mengerjakan segala hal sendiri, mereka tetap membutuhkan seorang teman untuk berbagi. Tapi manusia lain itu terlalu rumit. Mereka membicarakan orang lain tapi bersikap manis ketika di depan orang tersebut, mereka selalu terlalu ingin tau tentang hidup seseorang hanya untuk menjadikannya bahan gunjingan dan tak pernah berniat memberikan bantuan, dan mereka ingin dimengerti dan diperlakukan dengan baik sementara mereka sendiri tidak melakukannya.
Mereka terus menanyakan hal yang tak bisa Elena jawab dan menatapnya seolah ia telah melakukan tindakan kriminal. Semenjak ia memiliki cahaya violet di tangannya, ia tak berniat memiliki teman manusia. Robot miliknya jauh lebih baik. Timmy tak akan bertanya dan juga tak akan bergunjing, Elena juga tak takut menunjukkan dirinya yang sebenarnya di depan 'teman'-nya yang satu ini. dengan pikiran seperti itu, Elena memeluk Timmy lebih erat lagi.
Ngomong-ngomong ...
Elena teringat sesuatu dan menatap tangannya yang terlihat normal tanpa cahaya. Seperti dugaannya, tangannya tak akan bersinar hari ini. Kemarin ia menggunakan kekuatannya untuk mengobati kucing di koridor belakang, jadi tangannya mungkin tak akan bersinar sampai beberapa jam ke depan.
"Hey, Timmy." Elena mengangkat Timmy ke udara untuk berbicara dengannya. "Aku hari ini kuliah sampai jam berapa?"
"Hari ini hari rabu, kau berkuliah sampai jam 13.00 WIB."
"Bagus sekali. Aku bisa pergi kuliah dan jalan dengan Alden tanpa sarung tangan hari ini." Elena tersenyum puas hingga ia menyadari sesuatu: Hari ini rabu. Seketika senyumnya menyurut dan bola matanya membesar karna terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darlene - Bumi Dan Helora
FantasyCurrent Fav Quotes : "Di hadapan cinta yang berlalu cepat seperti angin, aku mengubur harapan untuk mendekap cintanya. Sehingga ia tak perlu tahu, bahwa selamat tinggal ini berarti ... aku mencintainya." ●●●●●● Ini adalah...