Darlene - Part 10

112 11 0
                                    

Ellano dan Clara berjalan menyusuri koridor dengan wallpaper bernuansa ethnic menuju pintu kayu besar berwarna cokelat dengan penjaga di kedua sisinya.

"Kau yakin sudah menyiapkan semuanya dengan baik, kan?" Ellano mengecek sekali lagi sebelum mereka keluar dari ruangan ini.

Clara hanya mengangguk meyakinkannya. Ia dapat memahami bahwa Ellano merasa sangat khawatir sekarang. Di luar sana para wartawan tengah menunggu penjelasan dari proyek besar yang terus dicap buruk oleh para ilmuwan. Tapi hal tersebut dapat dimengerti, mengingat ini adalah proyek yang berhubungan dengan ratusan juta nyawa di negeri ini, dan pemerintah menyetujuinya tanpa meminta saran dari masyarakat sedikitpun.

Sejak 15 tahun yang lalu, Indonesia perlahan-lahan merubah sistem pemerintahan menjadi Oligarki tanpa disadari. Sistem kekuasaan yang semula berada di tangan rakyat lambat laun hanya menjadi embel-embel tanpa bukti yang jelas. Negara tetap dipimpin oleh seorang presiden, tapi kekuasaan berada di tangan sekelompok elit yang dirasa pantas memiliki kekuasaan, dilihat dari latar belakang keluarga, kekayaan, pendidikan, dan status di masyarakat.

Wewenang yang mereka keluarkan adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat walau rakyat memberontak. Tapi Ellano merasa perlu menjelaskan kepada masyarakat tentang proyek ini, karena ia merasa tak menyimpan sesuatu yang buruk yang dapat merugikan banyak orang seperti para ilmuwan itu terangkan. Dialah yang membuatnya, jadi ia yakin bahwa ia yang paling memahaminya.

"Buka pintunya." Ellano memberi perintah pada dua petugas di pintu tersebut, dan pintu yang berukuran sangat besar itupun terbuka.

Para wartawan mulai berisik ketika Ellano melangkahkan kaki memasuki area konferensi pers. Mereka mulai memotret dan berbisik-bisik pada rekan mereka. Ellano adalah ilmuwan legendaris yang dikabarkan hilang selama delapan tahun lamanya. Setelah ia kembali, Ellano tak pernah menunjukkan wajah pada media walau masih menciptakan benda-benda futuristik dan meneliti banyak hal. Kemunculannya di media adalah berita besar, dan fakta bahwa ia muncul untuk menjelaskan tentang proyek kontroversial ini adalah berita yang lebih besar lagi bagi wartawan.

Ellano mengambil tempat di tengah podium besar yang telah dipenuhi microphone dari berbagai stasiun TV di atasnya. Ia menatap kerumunan wartawan yang tengah sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ada yang memotret, ada yang tengah mengetik di laptop mereka masing-masing.

Ia mengambil nafas panjang, dan menghembuskannya sebelum mengangkat satu tangan untuk mengucap sumpah. Seketika, semua orang menjadi senyap.

"Saya Ballindra Ellano. Pemimpin proyek Megavol Nanobots. Bersumpah. Bahwa apapun yang saya katakan, terangkan, dan janjikan dalam konferensi ini adalah kebenaran yang sebenarnya."

Lalu ruangan mulai berisik lagi, pertanyaan satu muncul dan pertanyaan lain menyusul secara bertubi-tubi.

"Kenapa anda membuat proyek ini?"

"Sudah berapa lama anda merencanakan proyek ini?"

"Apakah anda menghilang untuk membuat proyek ini?"

"Bisa anda beritahu kami siapa saja ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini?"

Ellano menoleh ke arah Clara, memberinya isyarat untuk menunjukkan kebenaran pada mereka. Proyek ini harus berhasil dan apapun yang ia katakan adalah kenyataan yang harus diwujudkan. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri.

Dan juga... Clara.
---------------------------♡♡♡---------------------------
Alden memarkirkan mobilnya di lahan parkir. Mereka kini telah sampai di area festival. Karena baru dibuka, suasana belum terlalu ramai.

Orang-orang biasanya lebih suka mengunjungi festival saat malam hari, karena mereka sudah pulang bekerja dan juga fairy lights yang menghiasi area festival akan dihidupkan, hal itu membuatnya terlihat estetik dan juga menambah kesan romantis di saat yang sama.

Darlene - Bumi Dan HeloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang