[10] Koleksi

1.1K 182 11
                                    

Yuna membekap mulutnya melihat isi kamar Huening. Bukan, bukan berantakan tidak terurus seperti kamar laki-laki biasanya.

Kamar Hueningkai sangat bersih, rapi, wangi, dan menarik. Yang membuat Yuna terkejut adalah koleksi milik Huening.

Hueningkai mempunyai 2 lemari kaca di kamarnya. 1 lemari penuh dengan koleksi sepatu Converse berbagai warna. Bahkan ia punya Converse BT21 dan limited edition. Lemari itu juga berisi tas, dan pernak-pernik laki-laki seperti jam tangan.

Lemari satunya lagi berisi kumpulan hoodie milik Hueningkai yang begitu banyak warna. Mulai dari warna biasa, sampai warna pastel. Di lemari itu juga ada baju miliknya.

"Ini, punya lo semua??", tanya Yuna sambil menunjuk lemari berisi sepatu Converse.

"Iya, itu punya gue. Gue suka beli sepatu Converse dari dulu. Ini juga sebagian udah ada yang di kasih ke orang lain, terus yang masih bagus juga udah di jual", kata Huening.

"Di jual? Emang gak ke pake?"

"Udah ga muat, biasanya mama gue bilang kalo gak muat di kasih, atau di jual lagi kalo masih bagus"

"Ohh, terus lo juga suka beli hoodie?"

"Iya, gue suka banget beli hoodie, sampe gak tau kenapa gue beli hoodie yang warna nya pastel gini", kata Hueningkai sambil menarik salah satu hoodie dengan gantungannya.

Aduh pengen, hehe. Gue yang cewe aja kalah koleksi baju atau pernak-pernik kayak gini. Batin Yuna.

Selain mengoleksi sepatu dan hoodie, Hueningkai juga mengoleksi buku sepeti novel, dan ensiklopedia.

Rak buku dan meja belajarnya juga tertata rapi, seakan tidak pernah di pakai atau di biarkan rapi.

Yuna masih berkeliling di dalam kamar Hueningkai dan menikmati isi kamarnya yang penuh barang-barang keren yang tidak ia miliki.

Yuna berhenti di salah satu lemari kaca, dan melihat sekilas baju-baju milik Hueningkai.

Gucci. Chanel. Moschino.

Woy, ini gak salah apa? Koleksi ama baju sehari-harinya dia gini semua? Batin Yuna sambil memandangi beberapa baju Hueningkai.

"Udah eh, liatin barang-barang gue mulu. Kapan belajarnya neng?", tanya Hueningkai.

Yuna hanya nyengir lalu berjalan ke arah Hueningkai sambil membawa tasnya.

***

Yuna menyukai metode belajar Hueningkai. Kata Hueningkai, ia mudah menghafal sesuatu apabila pernah menulisnya di kertas.

Seperti tadi, mereka membuat beberapa mind map, ringkasan dan rangkuman.

Hal yang paling Yuna sukai adalah, brush pen, text liner, milik Hueningkai yang tak kalah keren dari merk pakaiannya.

Brush pen Tombow, brush pen Koi, midliner, pulpen sarasa, pulpen kokoro, dan beberapa alat tulis penuh estetika lainnya.

Haduhh, ini kamar apa gift shop sih? Brush pen, sama text liner yang ber-merk semuanya ada, jadi pengen. Hiks. Batin Yuna.

Hueningkai mengakui bahwa ia menyukai lettering, ia juga akhir-akhir ini akan membuat jurnal dan scrapbook.

Kumpulan grid note milik Hueningkai pun cukup banyak untuk ukuran laki-laki. Hueningkai tidak seperti cowok biasa yang kerjaannya main game, kamar selalu kotor, membolos, dan lain-lain.

Dari sepatu, kita bertemu┊kaiyuna✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang