Mengawali cerita klasik ini. Berawal dari libur panjang setelah pelaksanaan Ujian Nasional yang diselenggarakan serentak seluruh Indonesia. Pemuda bernama Fajar itu sedang bersantai menikmati waktu liburannya di London. Tepatnya di suatu kedai es krim pinggir jalan dengan interior berwarna cerah sangat cocok untuk menikmati satu cup es krim rasa chocolate mint di tengah musim panas yang menghadang. Fajar menghela napas. Ia sedikit menyesal kenapa meminta tiket liburan kemari.
Sambil menunggu antrian yang agak panjang, Fajar menggunakan jeda waktunya untuk menulis dua baris kalimat di catatan kecil yang selalu dibawa kemana pun ia pergi.
Tepat setelah Fajar menuliskannya, antrian semakin memendek dan tiba gilirannya untuk memesan. Seorang wanita cantik dan berambut burgundy di balik meja kasir tersenyum menyapa."A single scoop of mint chocolate chip, in a cup, please."
"Anything else, sir? Cheese sticks? Muffins? Hard rolls? Oh, we have special pastry for today," kata wanita itu menawarkan beberapa menu andalan di kedai es krimnya.
"No, thanks."
"All right. £4, sir."
Fajar mengeluarkan beberapa lembar uangnya dalam dompet dan diserahkan ke wanita itu. Ia mengambil uang kembalian, sambil menunggu satu cup es krim kecil yang dipesannya.
"Have a good day, sir!"
Senyum Fajar ramah. "Thank you," balasnya.
Kemudian Fajar berlalu keluar, sambil menyuap kecil es krimnya yang memberi sensasi dingin di dalam mulut. Ketika akan membuka pintu, seseorang tidak sengaja menyenggol bahunya. Hampir saja es krim di tangan Fajar jatuh mengenai sepatu putihnya kalau saja Fajar tidak sigap menahan erat-erat.
"I'm sorry, sir. Are you okay?" tanya seorang gadis yang menabrak Fajar. Ekspresinya bercampur dengan rasa panik.
"I'm fine."
Gadis itu menghela napas lega. "Syukur deh," gumamnya pelan. Alis Fajar terangkat sebelah mendengar kalimat barusan.
"Kamu orang Indonesia?" tanya Fajar.
Gadis itu melebarkan mata. "Loh, kamu juga?" jawabnya sekaligus bertanya balik. "Duh, maaf ya. Karena lagi buru-buru, jadi nggak hati-hati banget."
"Iya, nggak apa-apa. Es krim saya juga masih utuh, nggak jatuh kena sepatu."
Gadis itu menyengir kecut, menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Sekali lagi, saya minta maaf ya—"
Dering telepon tiba-tiba mengintrupsinya. Gadis itu mendengus kesal, kemudian langsung pergi begitu saja saat Fajar akan menjawab. Fajar geleng-geleng kepala, sambil menatap punggung gadis itu makin jauh berjalan.
Ketika Fajar hendak pergi, tepat di dekat sepatunya ada sebuah buku bersampul oren. Fajar mengernyit, segera memungutnya. Di sudut kanan atas terdapat tulisan yang begitu kecil.
Matahari Senja.
Namanya... kenapa kebetulan mirip?
Fajar berlari mengejar gadis yang bernama Matahari Senja itu. Namun di tengah luas dan padatnya kota London, ia sudah tak terlihat di depan mata.
a/n :
Aku gak tau sih apa kalian prefer cerita klasik atau yang santai kayak jaya regi. Tapi yang pasti, aku pengen menyuguhkan cerita yang berkualitas untuk kapal kapalku. Semoga pembaca sekalian suka ya😊
Dan bagi yang udah tau side story mereka di instagramku, jangan spoiler ya. Mohon kerja samanya. Karena sejak jaya regi dipublish, aku bener bener mempertimbangkan secara matang karakter fajar dan senja agar disukai juga, sebagaimana di antara kalian menyukai jaya dan regi🤗
Terima kasih💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
FanfictionSemesta selalu memiliki banyak cara yang terkesan misterius untuk menyatukan dua langit yang berbeda.