Sedari tadi yang Fajar lakukan adalah menggigit jari kukunya sembari menatap layar ponsel. Nama Senja tertera di situ, dan saat ini Fajar sedang dilema. Apakah ia harus meminta maaf pada Senja atas kelakuan Gibran yang sedikit kurang ajar sudah berani menggombal? Tapi jika itu dilakukan, sama saja artinya mencari-cari alasan saja supaya bisa dekati Senja, dan mungkin ia akan berpikir apa yang Fajar lakukan tidak jauh berbeda dengan Gibran.
Fajar mengacak rambutnya frustasi. Di satu sisi ada dorongan dalam dirinya untuk mendekati Senja (dalam artian pedekate). Dan sejujurnya memang Fajar punya rasa tertarik setelah bertahun-tahun tidak merasakannya kembali. Namun di sisi lain ia hanya ingin tahu tentang Senja, yang menurutnya Senja itu unik.
Ting!
Ada notifikasi pesan masuk. Ternyata dari Jaya. Fajar berdecak kesal, ia membukanya.
Britania Jaya
besok sibuk gak?Fajar Langit
gak
knp?Britania Jaya
gua besok kudu nemenin nyokapFajar Langit
trs?Britania Jaya
cewek gua ngajak senja main ke rumahnyaFajar Langit
hubungannya sm gua?Britania Jaya
tolong jemput senja ya
cewek gua gak bisa jemputFajar Langit
cewek lu emg beneran gak bisa jemput atau lu yg larang dia bawa kendaraan sendiri?Britania Jaya
hehe pengertian dikit dong jar
masa cewek disuruh jd kang ojekFajar Langit
dgn kata lain lu udah anggap gua sebagai kang ojek anak orang kalo gtBritania Jaya
yaudah kalo gak mau
gua minta tolong gibran ajaGibran lagi, Gibran lagi. Kenapa akhir-akhir ini jika Fajar mendengar nama itu rasanya ia ingin sekali membuang Gibran ke antartika sana?
Tanpa pikir panjang Fajar langsung mencari kontak Senja dan mengiriminya pesan.
Fajar Langit
senja?Harap-harap cemas Fajar menunggu, karena ia takut Senja akan berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Yah, mungkin saja dia mengira Fajar itu playboy.
Bisa jadi kan?
Setelah sekian lama menunggu, Senja tak kunjung membalas. Fajar sudah gusar, ia bermondar-mandir di dalam kamar. Sial, umpatnya mengutuk kebodohan yang sudah ia lakukan untuk yang kedua kali.
"Hah!" Fajar menghela napas kasar. Ponsel dalam genggaman dilempar begitu saja ke tempat tidur. Sejurus kemudian ia beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajah. Namun langkahnya terhenti di ambang pintu saat mendengar nada notifikasi di ponselnya.
Fajar cepat-cepat berbalik. Bibirnya tersenyum sumringah.
Matahari Senja
ada apa fajar?Seketika senyumnya memudar. Tergantikan dengan rasa gugup dan berdebar hanya karena membalas pesan yang cukup singkat itu.
Fajar Langit
jaya tadi ngechat saya, katanya kamu mau main ke rumah regi dan saya dimintain tolong sm dia supaya bisa jemput kamu besokMatahari Senja
jaya bilang gitu?Fajar Langit
iyaMatahari Senja
duh gimana ya
gini fajar. sebelumnya saya minta maaf
saya gak bermaksud nolak niat baik kamu. tapi besok saya udh terlanjur bikin janji sama teman dekat kakak saya sendiri kalo dia yg akan mengantar jemput saya ke rumah regiFajar Langit
oh begituMatahari Senja
barusan ini saya udh kabarin regi
mungkin dia lupa ngabarin balik ke jaya malah jadinya kayak giniFajar Langit
iya gak apa apaMatahari Senja
saya bener bener minta maaf ya
jd gak enak sm kamu:(Fajar Langit
its okay:)
ini cuma miss komunikasi saja
bukan salah kamu kokMatahari Senja
maaf ya
maaf banget😭Bagai kaca terhempas ke batu. Fajar merasa kecewa.
a/n: yang sabar ya mas fajar. lika liku baru aja dimulai. semesta gak segampang itu membiarkan🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
FanfictionSemesta selalu memiliki banyak cara yang terkesan misterius untuk menyatukan dua langit yang berbeda.