0.5) Bertemu

2.7K 108 0
                                    

H
A
P
P
Y

READING
••• ••• •••

Deven duduk di tepi ranjang menghadap telivisi besar yang menempel di dinding kamarnya. Ia hanya mengenakan celana kerut adidas berwarna hitam tanpa kaos. Beberapa menit yang lalu, ia baru saja mandi sore yang ia lakukan jam 7.

Ia mengambil ponsel yang tadi di lempar ke tengah-tengah ranjang. Ia menelpon keempat temannya dan semua jawaban nya sama.

Kevin

"Vin lo sibuk ga?"

"Yah maap Ven, gue lagi keluar sama nyokap."

Rifai

"Rif, nganggur ga?"

"Ngga, gue lagi njagain saudara gue nih rewel banget daritadi."

Ozzie

"Zie, mau nemenin gue ga?"

"Maaf Ven, gue ga bisa. Gue di suruh nyokap bawa Miggy ke klinik hewan, buat ngecek kandungannya."

Putra

"Put, main yuk."

"Ga bisa gue Ven. Lagi ada tamu di rumah, gue ga boleh keluar. Coba aja yang lain, maaf ya."

Deven mengacak-acak rambutnya, ia berjalan menuju ruang ganti pakaian, mengambil baju kaos putih bertuliskan nothing is impossible di depannya. Kaos itu di balut hoodie berwarna marun.

Ia berjalan menuju pintu kamar, mengambil sepatu putih yang semalam belum ia taruh. Deven mengambil ponsel dan juga kunci mobil dan berjalan keluar kamar. Ia tak melihat adanya Gaskara di lantai satu, ada ketenangan yang terselip di hati Deven. Ia langsung berlari menuju garasi, menyalakan mesin mobil jazz hitam dan menjalankannya keluar rumah.

×××

Deven membelokkan stir mobilnya menuju alfamart, ia mematikan mesin mobilnya dan turun. Berjalan memasuki alfamart yang tidak terlalu ramai.

Ia berjalan menuju tempat minuman, membuka salah satu pintu kulkas dan mengambil minuman kopi dingin. Deven segera menuju kasir, ia membayar minuman dan juga membeli sebungkus rokok favoritnya.

Selesai membayar, Deven duduk di luar alfamart yang memang menyediakan tempat duduk untuk para pembelinya. Deven membuka tutup botol itu dan segera meminumnya. Selanjutnya, Deven membuka bungkus rokok, mengambil satu buah batang, mengapitnya di antara kedua bibirnya yang sedikit merah muda dan menyalakannya.

Ia membuka ponselnya, sambil membuang rasa bosan ia mulai memainkan game online yang ada di ponselnya itu. Sudah lama rasanya ia tidak berkutat dengan game online yang ia download sewaktu kelas sebelas dulu.

Drrtt Drtttt Drrrtt

"Ah ganggu ae lo." Gerutu Deven melihat nomer yang tidak ia simpan menelfonnya di saat kemenangan akan berpihak kepada dirinya. Mau tak mau, Deven keluar dari game onlinenya dan mengangkat telfon tersebut.

+628....

"Siapa sih lo ganggu banget gue lagi ngegame apa sih." Ucapnya ketika tersambung.

"Ven, lo lupa sama gue?"

"Eh bentar, lo emm lo Eril?"

Lost in HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang