1.4) Lupa

1.6K 49 0
                                    

H
A
P
P
Y

READING
••• ••• •••

Sora melambaikan tangannya di ambang gerbang rumahnya. Menatap punggung Deven hingga hilang di balik pertigaan Sora baru mengunci gerbangnya dan masuk ke dalam rumah.

Di tangan kanannya ada pizza untuk kedua orang tuanya. Itupun Deven yang membelikannya karena sebagai ucapan terima kasih karena sudah mempercayainya.

"Hai ma pa, nih buat kalian." Pekik Sora mengangkat tangan kanannya lalu menaruh di atas meja.

"Dapet dari mana Ra?" Tanya Sarah mengeluarkan kardus persegi dari dalam plastik.

"Deven, itu buat mama sama papa aja. Sora kenyang, ya udah ya Sora ke kamar dulu." Pamit Sora lalu berjalan menaiki tangga dengan cepat hingga menghilang di balik pintu dengan tulisan Soraya. Sementara itu, kedua orang tuanya sibuk memakan pizza yang sudah di potong.

Sora meletakkan tasnya di meja belajar lalu berjalan menuju kamar mandi. Membersihkan wajahnya dari make up yang menempel dari sore.

Selesai membersihkan wajahnya, Sora mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan. Celana pendek dan juga kaos santai. Sora berdiri di depan cermin sambil menyisir rambut panjangnya.

Tinggg

Ia berjalan mengambil ponsel di dalam tas nya lalu berjalan memuju ranjangnya. Sora melihat tiga panggilan tak terjawab dari Deven dan satu pesan masuk dari Deven.

Depeenn 😖

Deven : Kok telfon aku ga dijawab?

Sora memencet tombol telfon dan menempelkannya di daun telinganya.

"Iyaaa ada apa? Aku abis bersih-bersih tadi." Tanya Sora menyandarkan tubuhnya di sandaran amben.

"Ooh, em gimana? Tante sama Om suka?"

"Suka, kamu udah sampe rumah? Kok cepet banget." Tanya Sora sambil menggigiti jari kukunya, karena ini adalah salah satu kebiasaannya dari smp.

"Hehe, belum ini aku lagi ngumpul sama temen aja." Ucap Deven  tertawa dari seberang telfon.

"Ya Allah, ini udah jam sepuluh. Kamu ga capek emangnya?" Pekik Sora.

"Nggaaa kok ga capeek. Kalo denger suara kamu aku semangat 45 lagi, hahaha."

"Ihh gombal mulu ya dari tadi. Ya udah kalo lagi ngumpul sama temennya, ngumpul dulu. Telfonan sama akunya nanti aja kalo udah dirumah."

"Tapi aku pulangnya bakal malem, emang mau nungguin aku selese ngumpul?"

"Emang pulang jam berapa?" Tanya Sora mengambil bantal di sebelahnya lalu menaruh di pangkuannya.

"Paling, jam satu atau ngga jam dua dini hari." Jawab Deven polos.

"Deepeeeeennnn, malem bangeett. Aku ga ngijinin ya, pokoknya sebelum jam dua belas kamu udah harus ada di rumah titik!"

"Yaahh, jam satu deh jam satu." Pinta Deven.

"Gak boleeehh."

"Jam setengah satu deh setengah satu. Jam duabelas kurang itu masih soreee."

"Teteeeep ga bolehh, kalo jam duabelas belum di rumah, aku bakal marah loh sampe berhari-hari."

"Ya udah deh iyaa jam setengah dua belas aku pulang."

"Okee, jam duabelas aku nelfon kamu, kalo kamu belum di rumah. Aku marah sampe berhari-hari." Gerutu Sora.

"Iyaaa Soraaaa, Depen janji deh."

Lost in HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang