1.8) Anjing

1.4K 48 0
                                    

H
A
P
P
Y

READING
••• ••• •••

"Kamu tau ga, semenjak kita pacaran aku tuh ngerasa kamu banyak banget berubah." Tutur Sora sambil memasukan tangannya di saku jaket.

Deven menoleh sambil mengernyitkan dahinya, "Maksud kamu? Berubah gimana?" Seingatnya, Deven tidak pernah melakukan Sora cuek, apalagi membuatnya marah. Dengan berbekal teman-temannya yang sudah pernah berpacaran, Deven melaksanakanya dengan baik.

"Ya kamu berubah, kamu jadi ga cuek lagi sama orang. Udah ga pernah ngerokok bahkan udah ngehilangin kebiasaan buruk itu."

"Astaghfirullah, aku kira aku ada yang salah." Deven mengelus-elus dadanya sambil menghembuskan nafas lega.

Disaat Deven tengah mengelus-elus dadanya, dari belakang seseorang langsung menaiki punggung Deven tanpa seizinnya membuat Deven oleng dan jatuh di jalanan aspal.

"Halooi babang Deveeennn. Ya Allah, mesra amat pacarannya." Suara familiar itu memekik telinga Deven. Ia menepiskan tubuh yang lebih kecil darinya untuk menjauh dari punggungnya.

"Tai lo ah, bisa encok nih punggung gue." Gerutunya kesal, disaat marah seperti ini Sora malah menertawainya. Dia bilang, jika Deven itu sangat menggemaskan jika tengah marah.

"Ya maap, habisnya gue kangen sama abang tamvan yang satu ini." Ozzie mencolek dagu Deven.

"Najis anjing." Deven berdiri lalu membenarkan pakaiannya, "Udah lah sono pergi aja husst huust. Perusak suasana aja lo."

"Ven, kasian Ozzie. Dia kan cape lari-lari ngejar kamu. Iya ngga Zie?"

Ozzie langsung mengangguk mantap, "Nah loh, pacar orang aja kasian sama gue masa lo sahabat sendiri ga kasian sih."

"Sahabat terngeselin yang pernah gue temuin sepanjang sejarah." Deven melipat kedua tangannya di depan dada, "To the point aja sih, ada apa sampe lompat-lompat ke punggung gue hah?"

Ozzie menyengir beberapa detik, "Emm, gue ikut lo berdua ya. Abisnya Kevin lagi asik sama Hani. Terus Rifai sama Putra lagi ngebo. Ya ya ya?"

"Ogah."

"Please Deveen, gue kan bingung mau ngapain."

"Rasain aja sih sensasi jomblonya. Ntar juga ada yang nyantol." Deven menggandeng tangan Sora meninggalkan Ozzie yang terus membuntutinya.

"Ven, please lah."

"Ozzie ganteng, Deven biar pergi sama Sora dulu ya. Besok, Sora traktir deh di warungnya mang Asep. Ya yaa ya? Sekarang Ozzie pulang aja kerjain pr nya. Abis itu nikmatin sensasi jomblonyaa. Babayyy."

"Ga ceweknya ga cowoknya sama aja ngeselin bangke." Teriak Ozzie membuat kedua sejoli itu tertawa.

×××

Ozzie menghentak-hentakkan kakinya ke jalanan. Tatapannya lurus ke depan dan bertingkah laku layaknya orang gila. Kini ia tengah berada di jalanan kota yang tidak terlalu ramai.

Memakai celana pendek, kaos hitam polos dan juga rambut acak-acakan di tambah raut mukanya yang sangat memelas membuat dirinya seperti orang yang tengah putus cinta.

"Kevin sama Hani, Deven sama Sora, Putra sama Rifai. Terus gue sama siapa Ya Allah. Buruk amat si nasib gue sekarang." Ozzie menendang batu kecil yang berada tepat di depan kakinya lalu melanjutkan langkahnya kembali dengan langkah linglungnya.

Lost in HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang