0.7) Serba Merah

2.3K 82 1
                                    

H
A
P
P
Y

READING
••• ••• •••

Motor sport Deven berhenti tepat di sebelah bangku panjang yang menghadap langsung ke perairan hijau bercampur biru itu. Sora turun dari motor Deven dan berjalan mendekati danau yang membuatnya merasa tenang jika melihatnya.

Deven meletakan helm full facenya di tangki bensin dan berjalan mendekati Sora yang menatap tenang danau itu.

"Lo suka sama danau ini?" Tanya Deven di sela keheningan.

"Suka banget, ini tuh tempat favorit gue kalo gue lagi ada masalah. Entah kenapa, kalo gue ngeliat air danau ini hati gue jadi tenang." Tutur Sora. Deven hanya ber 'oh' ria sambil berjalan mendekati bangku panjang dan duduk di salah satu sisinya.

Deven mengeluarkan sebungkus rokok yang ia simpan di dalam tasnya. Mengambil satu batang dan mengapitnya. Tangan lainnya mengambil korek api yang berada di saku celananya. Ia menyalakan korek api itu dan membakar ujung rokoknya.

Asap mengepul di sekitar Deven, ia menghisap batang rokok itu dan menghembuskan asapnya. Deven melakukan aktivitas itu berulang kali hingga batang rokok itu tinggal sedikit.

"Ven, kok bau asap rokok ya? Lo tau dimana?" Tanya Sora menggerakan tangannya untuk menghilangkan asap rokok yang mendekatinya.

"Tau."

"Dimana?"

"Belakang lo." Sora membalikkan tubuhnya dan menatap Deven yang sedang menghembuskan asap rokok yang begitu banyak.

"Deveennn matiiin. Gue gak suka bau rokok." Pekik Sora membuat Deven tutup telinga.

"Ya udah kalo gak suka gak usah deket-deket." Jawabnya santai dengan telinga masih di tutup rapat oleh kedua tangannya.

"Tapi kan sampe sini bau nya. Matiin dong, rokok kan bahaya." Sora berjalan menjauhi Deven.

"Tapi enak. Coba ya lo nyobain satu aja jangan deh setengah pasti ketagihan." Deven mengeluarkan bungkus rokoknya, "Nih ambil."

"Gak, seumur hidup gue, gue gak mau nyobain rokok. Benci banget gue sama rokok."

"Maaf sini kesindir sini." Deven mengangkat tangannya.

"Makanya matiin, liat tuh udaranya jadi kotor kan gara-gara asep rokok lo itu." Sora menghilangkan bau rokok di tempatnya berdiri.

Deven mencibirkan bibirnya kesal, "Nanggung ini, tinggal dikit. Sayang kalo di matiin."

"Oke, gue balik ya." Sora berjalan dengan langkah lebar meninggalkan Deven yang mau mengapit batang rokok itu di antara bibirnya.

"Ehhh jangan-jangan. Iya ini gue matiin." Deven menginjak-injak rokoknya sampai benar-benar mati lalu membuangnya ke tempat sampah yang tidak jauh darinya. Sora tersenyum lega, ia duduk di bangku panjang dan menyandarkan tubuhnya.

"Lo tau kenapa gue suka banget sama Danau ini." Sora membuka percakapan setelah Deven duduk di sebelahnya.

"Ngga, emangnya kenapa?" Tanya Deven.

"Danau ini jadi tempat favorit gue waktu gue pertama kali sekolah di SMA Jodhipati. Waktu itu, gue lagi ada masalah sama keluarga. Gue gak tau lagi mau kemana, dan gue mutusin akhirnya gue ke danau ini. Gue duduk tepat di pinggir danau. Air danau ini, gue pengin punya keluarga setenang air danau ini. Ngga yang selalu banyak masalah." Jelas Sora mengelap pelupuk matanya yang sudah mengenang air matanya. "Entah kenapa Tuhan selalu ngasih gue masalah yang susah buat gue lewatin. Katanya Tuhan ga bakal ngasih cobaan melebihi batas kemampuan hambanya, tapi kenapa Tuhan ngasih cobaan yang ga bisa gue lakuin?" Tangis Sora mulai pecah. Ia menundukan kepalanya sambil terisak sedih.

Lost in HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang