1.6) Dia

1.5K 48 0
                                    

H
A
P
P
Y

READING
••• ••• ••

"Soraaaaa, ada Deven sayaaangg. Cepet turunn!!" Teriak Sarah dari dapur dengan suara yang persis dengan Sora, hanya saja suara Sora kebih cempreng ketika tengah teriak di banding Sarah.

"Iyaa Maaa, lima menitt." Balas Sora yang juga berteriak.

"Deven udah sarapan?" Tanya Sarah yang sedang menyiapkan roti tawar untuk suami dan juga anaknya.

Deven yang tengah memainkan ponselnya harus berhenti sebentar, "Eh belum tante."

"Ya udah, sarapan bareng aja yuk. Ga baik loh kalo belum sarapan, ntar sakit." Tutur Sora. Deven mengangguk, ia berjalan menuju meja makan dan duduk di salah satu bangku.

Dari anak tangga, Sora dan Wijaya turun secara bersamaan. Bisa dilihat bahwa kini hubungan bapak dan anak sudah cukup membaik. Deven menyimpulkan senyuman ketika melihat Sora tertawa dengan ayahnya.

"Udah ayo sarapan dulu." Sarah duduk di sebelah Wijaya sedangkan Sora duduk di sebelah Deven. Mereka mulai memakan rotinya masing-masing.

Selesai menghabiskan rotinya, Deven dan Sora pamit untuk berangkat sekolah. Jam menunjukkan pukul 06.45 A.M masih ada lima belas menit untuknya datang ke sekolah tanpa terlambat. Karena bel masuk SMA Jodhipati pukul 07.10

Deven melajukan motornya dengan kecepatan standar. Di belakangnya Sora menaruh dagunya di bahu Deven lalu melihat jalanan depan yang sudah ramai anak sekolahan dan juga orang kantoran.

Lima belas menit mereka habiskan di perjalanan. Kini motor sport Deven sudah terparkir gagah di barisan motor motor anak Grendel. Sora turun dari motor Deven dan melepaskan helmnya lalu membenarkan posisi rambutnya. Begitu juga Deven.

Banyak pasang mata menatap dua sejoli yang baru di mabuk asmara dengan tatapan yang bermacam-macam. Sora yang merasakan tatapan itu bergidik ngeri jika harus berurusan dengan para fans Deven yang haus akan cogan.

"Ven, kalo aku pacaran sama kamu yang ada aku habis di makan sama fans kamu yang haus akan cogan." Ucap Sora berjalan di sebelah Deven.

"Kan ada aku disini, btw emang ada ya orang haus karena cogan? Setahuku orang haus karena air deh." Tanya Deven polos.

Sora menyenggol lengan Deven, "Ga usah pura-pura bego deh. Liat tuh temen kamu udah nunggu di kelas." Ucap Sora yang kemudian meninggalkan Deven begitu saja.

"Ga ngur.... SORAA!!" Teriak Deven dengan suara lantangnya. Sora hanya tertawa dengan menoleh sedikit ke arah Deven yang berhasil ia jahili. Ada beberapa siswa siswi yang kaget mendengar suara Deven.

Malas menjadi bahan tontonan di pagi hari, Deven melangkahkan kakinya masuk ke kelas menghampiri kedua temannya yang sedari tadi menatapnya. Deven melempar asal tasnya ke atas meja dan mendaratkan bokongnya dengan kasar ke kursi. Kakinya langsung ia naikan ke atas mejanya sambil melepaskan dasinya.

"Pagi-pagi di prank pacar enak?" Tanya Putra duduk di atas meja miliknya.

"Gak, rasanya kek ngga bisa ngalahin lawan. Lagian ya karena lo berdua Sora jadi ngeprank gue kan." Gerutu Deven.

"Lah kok gue, kan yang ngeliatin lo duluan Ozzie."

"Tapi lo juga ngeliatin kan?" Putra menyengir lalu mengangguk.

Ozzie menoleh ke arah Deven, "Pr fisika udah? Jangan bilang lo belum ya?"

Deven membulatkan matanya, "Anjing, gue belum ngerjain. Mana ini jam pertama lagi." Deven cepat-cepat mengambil buku fisikanya, membuka halaman yang di beri lipatan kecil lalu mulai mengerjakannya.

Lost in HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang