2.1) Hani

1.6K 56 11
                                    

H
A
P
P
Y

READING
••• ••• •••

Sora duduk di tengah kasur dengan mengapit kedua kakinya dengan tangan. Kepalanya menatap depan dengan tatapan kosong. Pikirannya masih bingung ingin memikirkan apa.

Pintu kamar terbuka sehingga menimbulkan suara decitan. Di ambang pintu terdapat sang ibu dengan daster khasnya mendekati Sora.

"Hei, kamu kenapa? Kok dari pulang sekolah mukanya di tekuk gitu? Sini cerita sama mama." Tutur sang ibu halus.

Sora yang sedari tadi membendung tangisannya kini sudah mengalir deras membasahi pipi, Sora memeluk erat Sarah dan terisak di dalam dekapannya.

"Eh eh kok nangis. Kenapa sayang, tumben tumbenan loh kamu begini."

Sora mendongakkan kepalanya, memperlihatkan matanya yang sembab. "Deven Maa, Deveenn." Ucapnya kembali menangis.

"Deven kenapa sayangg?"

"Deven mutusin Soraaaa." Jawabnya kembali menangis dengan suara yang sedikit keras.

"Kok bisa? Emang kamu ada masalah apa sampe Deven mutusin kamu?" Tanya Sarah.

Sora menggeleng, "Ngga Ma, aku ga ngelakuin kesalahan. Deven salah paham sama Ardan. Dia kira aku sama Ardan saling suka, aku udah ngasih penjelasan ke Deven tapi dia nolak dan pergi gitu aja." Jelasnya membuat pikirannya tertuju pada saat dimana Deven mengatakan putus.

"Jadi Deven kira kamu sama Ardan pacaran di belakang dia?" Sora mengangguk. "Udah ya udah, Deven cuma lagi emosi aja. Pasti dia bakal balik lagi sama kamu. Cowok pasti begitu, Papa kamu dulu juga begitu kok."

Sora tersenyum walaupun isakan tangisnya masih terdengar sayup sayup. Sarah menyuruh Sora tidur agar pikiran mengenai kejadian siang tadi segera di lupakan.

Tapi, ketika Sarah sudah keluar dari kamarnya. Sora langsung turun dan pergi kesalah satu tempat kesukaannya ketika terjadi masalah seperti ini.

×××

Hani duduk termenung di bangku pinggir taman menunggu kedatangan Kevin. Di sekolah tadi, Kevin memang mengajaknya bertemu di taman dekat sekolahnya. Hani sudah menunggu selama 10 menit, dengan sering tengak tengok mencari Kevin di sekitarnya.

Ia mengambil ponsel dan membuka polanya. Terlihat foto dirinya dan juga seorang cowok, lebih tinggi darinya dengan rambut sengaja di acak acak.

Ketika tengah memandangi wallpaper ponselnya, sebatang coklat yang di lapisi pita berwarna merah kini mengganti titik fokusnya. Hani berpindah menatap seseorang yang mengulurkan coklat itu.

Kevin.

"Hai, nunggu lama ya? Sorry." Tuturnya sambil duduk dan memberikan coklat itu. "Ini buat lo, ambil aja." Lanjutnya.

Hani menerima coklat itu dengan senyum sumringah, "Ngga kok, ga lama baru 10 menit gue nunggu."

Kevin mengangguk-ngangguk. Sedangkan Hani membuka bungkusan coklat tersebut lalu mulai menggigitnya dan menikmati coklat gratis itu.

"Han."

"Iya? Kenapa? Mau? Ini gigit." Jawabnya spontan sambil menyengir memperlihatkan giginya yang terdapat noda coklat.

"Gigi lo ada coklatnya anjai, dasar bocah makan aja ga bener." ledek Kevin, ia menertawai Hani yang memasang muka bocahnya.

Lost in HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang