2. Kebersamaan

145 60 4
                                    


Sekarang, di sekolah TB sedang diadakan razia mendadak. Semua anak kelas buangan berdecak kesal saat melihat sang guru BK sedang masuk ke kelas nya. Kenapa cuma anak kelas buangan saja yang di razia sedangkan kelas jenius tidak?
Jawaban nya hanya Tuhan dan guru-guru TB yang tau. Tapi, bagi anak kelas buangan ini sama sekali tidak adil! Mana bisa guru-guru TB sangat mengagung-agungkan kelas Jenius dan mengucilkan kelas buangan! Itu sama sekali tidak adil bukan?

"SEMUA TAS KALIAN LETAKKAN DI ATAS MEJA!"

Dengan pasrah, anak-anak kelas buangan meletakkan tas mereka di meja masing-masing. Ada yang menunduk saja bahkan adapula yang menatap guru BK itu tidak suka.

"Buk, kok cuma kelas kita doang sih di razia?!" kata Erza sang ketua kelas. Sebagai warga kelas buangan, Erza tidak akan terima kalau teman-teman nya tidak mendapatkan keadilan di sekolah ini.

Buk Indah, selaku guru BK cuma bisa menatap murid-murid nya tersenyum masam. Dia juga tidak suka kalau anak didik nya tidak mendapatkan keadilan di TB.

"Erza, ibuk cuma bisa menjalankan perintah dari bapak Ling."

Anak-anak kelas buangan itu cuma bisa menunduk saat mendengar ucapan Buk Indah yang notabene wali kelas mereka.

"Maafin ibuk, ya?"

Tidak ada yang menjawab. Tetapi, buk Linda tetap menjalankan razia itu. Lagipula, ini akan meningkatkan kedisiplinan mereka bukan?

"LIAM! ITU BAJU KENAPA GAK DI MASUKIN?!"

"Kekecilan buk!"

"FEREL RAMBUT KAMU JANGAN LUPA NANTI DIPOTONG!"

"Siap buk!"

"KALUNA ITU BAJU KAMU ATAU BAJU ADIK KAMU?! KOK NGEPAS GITU?!"

"Aduh bukkk.. Tadi saya lupa kalau baju saya lagi dicuci."

"ERZA INI KOK ADA ROKOK DI DALAM TAS?"

"Bukan punya saya buk!. Tapi punya Diva!"

"DIVA!"

"Ya, buk!"

"KENAPA ROKOK KAMU ADA DI DALAM TAS ERZA?!"

"Bukan punya saya buk!"

"SONI! INI SEKOLAH BUKAN HOTEL UNTUK TIDUR!"

"SELIN! ITU WAJAH KAMU KENAPA MENOR BANGET!"

"Ah ibuk. Ini tu lagi tren anak zaman now, buk!"

"MALIK KOK BADAN KAMU BAU BANGET! KAMU PUP YA?!"

"Gak buk. Tadi saya gak mandi dulu ke sekolah"

"HAHAHAH"

Buk Indah mengeleng-geleng kepala. "Lain kali, kalau mau ke sekolah itu mandi. Kamu gak malu apa kalau gebetan kamu tau kalau kamu itu jarang mandi?"

Malik menggaruk lehernya. "Saya gak punya gebetan,buk. Kalau ibuk mau, ibuk saja jadi ibu buat anak-anak saya besok," kata Malik dengan cengiran polosnya.

"CIEEE.."

"SUIT..SUITTT..."

"LAGI LIK! GUE DUKUNG LO SAMA BUK INDAH!"

"WAHH PARAH LO JADI MURID! GURU SENDIRI LO GODAIN..."

"JANGAN KASIH KENDOR LIK!"

Malik tidak mempedulikan omongan teman-teman nya. Malahan cowok itu malah asik menatap sang pujaan hati. "Jadi gimana buk? Ibuk mau kan jadi ibu buat anak-anak saya?"

Buk Indah menggeleng tak percaya melihat anak murid nya yang baru saja menggodanya barusan. Buk Indah memijat pelipis nya melihat kelakuan-kelakuan anak-anak rusuh dari kelas buangan ini. Entah nasib sial apa yang menimpa guru muda nan cantik itu bisa menjadi Wali Kelas di kelas buangan.

King Monsters (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang