Hari senin kembali datang, pertanda kalau Semesta sudah menghilang selama seminggu.
Selama seminggu itu, Kaluna menjadi galau memikirkan Semesta.
"Semesta lagi, Kal?"
Kaluna menganngguk lesu menjawab pertanyaan Erza.
"Yaelah, Kal, di dunia ini gak Semesta doang yang cowok." Soni menimpali dengan decakan kesal. "Tuh, lihat Chaca, baru seminggu udah dapat gandengan baru."
"Kenapa nama gue dibawa-bawa!" Chaca yang baru saja datang langsung merasa heran saat namanya disebut-sebut.
Setelah kejadian yang tak mengenakan seminggu lalu di rumah Chaca, Kaluna dan Chaca tetap masih bersahabatan. Dengan kejadian itu, persahabatan mereka semakin dekat. Memang benar kata pepatah, semakin banyak masalah, maka semakin banyak pula pengalaman.
Dan mereka berdua sepakat kalau kejadian minggu lalu dijadikan untuk pengalaman. Dan Chaca pun sudah tau yang mengadu domba persahabatan mereka.
"Huss...masih pagi, gak usah gibah." celetuk Liam dengan santai.
"Idih...siapa juga yang gibah? Lo kali!"
"Haha...si Chaca, makin hari makin galak aja."
Chaca memutar bola matanya. Resiko orang cantik mah gitu. Digodain mulu sama cowok playboy
"Eh kalian udah kerjain tugas belum?"
"ASTAGA!"
Kaluna menepuk dahinya. Lalu dia membalikkan badannya ke belakang. "Yol, pinjam buku pr lo."
Yola mendengus, tapi tak ayal tetap aja menyodorkan bukunya. "Makanya, jangan mikirin Semesta mulu."
"Hehehe..." Kaluna menyengir lalu dengan halus mengusir teman-temannya dari mejanya.
"Makanya gue lebih milih jomblo, karena itu gue gak perlulah mikirin anak orang yang tiba-tiba ngilang."
Kata Windy sambil tersenyum manis."Iyuwwhh~ bilang aja lo gak laku. Malah bawa-bawa jomblo lagi." sewot Selin.
"Maaf ya, Sel, kalau gue sakitin lo. Asal lo tau aja, gue kemarin habis ditembak sama mantan lo yang si kapten futsal, tapi karena gue gak mau teman makan teman, makanya gu tolak." Windy tersenyum sangat manis. Tapi menurut Selin, itu adalah senyum cemooh khas si Windy.
"Udah jangan ribut! Gak denger tuh bel udah bunyi."
Setelah memastikan teman-temannya sudah duduk di kursi masing-masing, Kaluna melanjutkan kembali membuat pr nya. Ah ralat, maksudnya menyalin pr Yola.
Ngomong-ngomong, Kaluna jadi kepikiran dengan omongan Erza. Memikirkan Semesta?
Iya, Kaluna memang memikirkan kekasihnya itu yang menghilang tanpa kabar, tetapi ada satu orang lagi yang menganggu pikirannya. Yaitu Ketua Gengster yang menolongnya seminggu yang lalu.
Ting
Kaluna mengambil hp nya di kolong meja. Saat dia lihat, ada satu pesan yang membuatnya langsung tertegun dengan wajah pucat.
"Kal?"
Chaca, yang notaben teman sebangku Kaluna menatap Kaluan heran.
"Ada apa?"
Kaluna menatap Chaca dengan air mata yang sudah meluncur bebas di pipinya.
"Cha..." lirih Kaluna sambil sesegukan. Merasa tidak sanggup untuk mengatakan, Kaluna menyodorkan hp nya kepada Chaca.
Chaca yang melihat isi pesan tersebut langsung menatap Kaluna dengan pandangan tak percaya. Dia menutup mulutnya saat membaca isi pesan tersebut.
"Kal...pasti ini salah kirim. Lo gak usah percaya, ok?"
"Gak, Cha! Pokok nya gue harus ketemu dia sekarang!"
Tanpa mempedulikan sang guru masuk, Kaluna dengan berani keluar dari kelasnya untuk jalan ke gedung B, gedung Kelas Jenius.
Kamu gak mungkinkan ngelakuin itu sama aku kan, Ta?
***
"OMG....GUYSS... kita kedatangan cabe-cabean nih!!"
Kaluna menatap Zakiah yang baru saja merendahkannya.
"Mana Semesta?" tanyanya tajam.
"Ohh..selow dong lo. Gak usah ngegas gitu." Fitri tertawa meremehkan.
"Lo gak butakan?"
Kaluna menatap Dewi yang menatapnya tajam. "Jelas-jelas lo udah lihat di grup angkatan kalau Semesta udah pindah dari sini."
Mata Kaluna semakin memanas. Kenapa Semesta tidak mengatakannya kepada Kaluna. Setidaknya, cowok itu berpamitan kepada Kaluna sebelum pergi seperti sekarang ini.
"Coba gue tebak, pasti Semesta udah putusin lo, kan? Ckckck...terharu gue kalau Semesta udah gak buta lagi. Dia udah tau kalau ceweknya cabe-cabean kali, ya?"
"HEH! Jaga ya mulut lo!"
Kaluna menatap ke arah pintu, Erza, Soni, Liam, Adam, Windy, Chaca, Selin bahkan Yola yang notaben yang anti bolos pun juga ada di sana.
"Lo gak apa-apakan? Kita gak akan biarin lo datang ke sini sendirian, Kal."
"Wihhh...kayanya mau main keroyokan, nih?" Reno, si ketua Kelas Jenius memasang wajah sombongnya.
"Sampah kaya lo mah, gak boleh ada di sini, iyakan GUYSSS?"
"BETULLL"
Erza mencoba menahan teman-temannya yang ingin meledak saat ini juga.
"Jangan di sini. Ingat tujuan awal kita."
Setelah memastikan teman-temannya yang sudah agak tenang, Erza menghampiri Kaluna yang masih diam mematung di tempat kursi yang biasanya diduduki oleh Semesta.
"Kita pulang Kal."
Kaluna mengangguk lesu. Dia tidak punya tenaga untuk melawan mereka semua.
"Wanita murahan kaya lo emang gak pantas buat teman kita yang namanya Semesta."
"Gue heran, kenapa juga Semesta mau pacaran sama cabe-cabean kaya lo. Toh, di sini cewek-ceweknya juga gak kalah cantik-cantik."
"Udah dipakai kali sama Semesta, makanya dulu Semesta mau-mau aja pacaran sama dia."
Reno dan teman-temannya semakin tertawa keras mendengar ucapan Sani.
Bugh
Ruangan yang tadinya penuh tawa cemooh, sudah berganti dengan sunyi yang menakutkan.
Kali ini yang tersangkanya adalah Erza, Ketua Kelas Buangan yang sedari tadi sudah cukup sabar mendengar ucapan cemooh tentang sahabatnya, Kaluna.
Bahkan, Kaluna yang tadi berada di samping cowok itu, sangat ketakutan melihat aura yang dikeluarkan oleh Erza.
"Coba bilang sekali lagi apa yang baru saja lo katakan!"
Sani terdiam sambil menatap bola mata Erza yang sudah menatapnya dingin. Dia pernah merasakan aura seperti ini, tapi ini belum seberapa kuat dari orang itu.
"Lo...anak buah king moster, right Dirga?"
Sani mengatakan itu dengan pelan sambil menyeringai ke arah Erza yang sudah terbakar emosi
"Itu bukan urusan lo."
"Tentu itu urusan gue." katanya pelan, "Lo harus tau, kalau gue adalah bos lo." Sani tersenyum dingin.
"Gue gak percaya!"
Bugh
Bugh
Bugh
"Lo harus tau Sani, bos gue akan ngelakuin sesuatu kepada lo karena lo udah ngaku-ngaku sebagai dia." Erza tersenyum meremehkan. "Apalagi yang menganggu kesayangannya."
"SANI! ERZA! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!"
***
Wihhh...Semesta hilang tiba-tiba nih. Ada apa ya?
Spam Komen dong supaya semangat update✌☺
KAMU SEDANG MEMBACA
King Monsters (On Going)
Teen FictionJudul sebelumnya : SEMESTA Semesta, dia bukan Alam. Dia hanya lah cowok misterius yang kebetulan berasal dari kelas jenius. Semesta mempunyai 'pacar' yang bernama Kaluna, cewek cantik dan seksi yang memiliki 'otak jongkok'. Kaluna pikir, hubungannya...