11. Alam?

57 34 4
                                    

Sebelum baca cerita ini, pastikan dulu klian udah vote crta ini yaa😄😄

Mereka mirip, tapi berbeda sikap
----- Kaluna

Suasana koridor yang tampak ramai membuat Kaluna sedikit susah untuk berlari, bahkan tubuh pendek itu terjepit diantara kerumunan orang banyak.

Erza yang melihatnya berdecak kesal. Kalau tidak lupa ini masalah penting, mungkin dia akan mengejek Kaluna dengan tubuh pendek itu.

"Sini, Kal," ujar Erza menarik lengan Kaluna.

"Tumben banget koridor seramai ini sih?"

"Gak usah ngomel. Orang yang di ruang TU lebih penting," kesal Erza.

Bibir Kaluna mengerucut sebal, tapi tak ayal juga dia tetap berlari.

"Tuh Kaluna!"

Kaluna mengernyit bingung, semua teman-teman sekelasnya sudah ada di depan TU, bahkan anak-anak kelas lain juga sudah ada di sana. Yang membuat bingung Kaluna yaitu anak-anak kelas Jenius yang terkenal tak peduli juga ada di sana.

"Yol, kok pada rame sih?"

Yola menunjuk orang yang membelakangi mereka. "Ada anak baru,"

Kaluna berdecak kesal, dia juga tau orang yang membelakangi mereka. "Iya gue juga tau itu Semesta. Masa iya dia sekolah lagi di sini? Semua orang juga tau dia udah pindah,"

Yola menggeleng. "Bukan Semesta,"

Kaluna mengernyit bingung. Sudah jelas pemilik punggung lebar itu adalah Semesta. "Gak usah bercanda deh," ejek Kaluna. "Lo pasti nge-prank gue kan? Lo takut gue gak bisa move on dari dia, kan?" Kaluna terkekeh, "tenang Yol. Gue gak akan kembali sama cowok brengsek itu lagi."

Kaluna masih saja terkekeh. Sampai kekehannya itu terhenti saat tak sengaja tatapannya bertabrakan dengan orang yang baru saja membalikkan badannya. Tatapannya datar dan terlihat tak bersahabat. Melihat Semesta menatapnya begitu, membuat darah Kaluna berdesir hebat.

"Erza, antarkan murid baru ini ke kelas kalian," perintah buk Indah.

Erza mengangguk, tak bisa memungkiri kalau dia juga terkejut saat orang itu membalikkan badannya.

"Tunggu, buk. Kok Semesta masuk kelas buangan sih? Kan dia anak kelas Jenius, buk!" kata Meli tak terima.

"Erza antarkan dia sekarang ke kelas kamu," ulang buk Indah. "Dan kamu Melin, dia bukan Semesta. Dia Alam, anak baru yang baru pindah dari Berlin,"

Semua orang yang di sana terkejut. "Tapi buk, wajahnya mirip Semesta," kata Putri. "Ibuk gak usah nge-prank kita semua deh. Kita semua tau kalau dia Semesta. Yahh...walaupun penampilannya berbeda dengan Semesta," cerca Putri meragu di akhir kalimat.

Kaluna tidak paham, apa maksud semua ini?  Kenapa Semesta dan Alam mirip? Semesta bilang dia tidak punya kembaran? Tapi di depannya ini siapa? Dan Berlin? Keluarga Semesta tak sekaya itu.

"Yola...gue gak paham?"

Yola menatap Kaluna dalam. "Dia Alam, Kal. Bukan Semesta dan dia bakalan jadi teman sekelas kita mulai hari ini,"

Kaluna menatap Semesta yang mengaku Alam itu lekat. Rasanya penjelasan buk Indah dan Yola sangat sulit untuk dicerna oleh otaknya. Ada banyak pertanyaan di dalam kepala cantiknya sekarang. Jadi, dia siapa?

"Gue Alam dan gue gak suka dimiripin sama orang yang kalian sebut Semesta!"

Kaluna tertegun mendengar nada dingin dan kasar itu. Satu yang membuat Kaluna meragu, Semestanya bukanlah orang yang kasar.

King Monsters (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang