Pastikan kalian sudah tekan bintang sebelum baca yaa😉😊
Kata orang, mimpi adalah bunga tidur, tapi apakah mungkin juga itu pertanda buat kita?
.
.
.Kaluna terus berlari dari kejaran orang-orang yang berada di belakangnya. Keringat dingin di pelipisnya tak kala meluncur deras melihat pelatuk itu diarahkan kepadanya.
"Hei jangan lari atau peluru ini akan bersarang di kepala lo?!"
Kaluna meneguk ludahnya, apa yang terjadi sebenarnya? Dan dimana dia sekarang. Gelap, sunyi dan sempit itulah yang Kaluna rasakan saat ini.
Dia tidak bisa berlari lagi, dadanya sudah sesak dan kakinya juga lelah. Kaluna tidak menyangka dirinya bisa lari sejauh ini.
Gadis itu memicingkan matanya saat ada cahaya kecil menusuk matanya. Tanpa keraguan, Kaluna mengikuti asal cahaya tersebut. Sampai cahaya itu berhenti di gudang yang tidak berguna lagi.
Bau anyir dan busuk membuat Kaluna ingin muntah, tapi sebisa mungkin dia tahan karena takut orang-orang yang mengejarnya tadi menangkapnya.
Awalnya Kaluna tidak penasaran dengan tempat itu, tetapi setelah melihat cahaya putih itu semakin terang membuat langkah Kaluna semakin masuk ke dalam gudang tersebut.
Baru dua langkah masuk ke dalam sana, bulu lengan Kaluna sudah meremang. Tapi karena sudah terlalu kepo, Kaluna kembali melangkahkan kakinya ke sana.
"Siapa yang suruh lo masuk ke sini?"
Badan Kaluna menegang, dia tidak menyangka ada orang selain dia di sini. Dengan pelan, Kaluna membalikkan badannya untuk mengetahui suara itu.
"HAAAAPP---"
Kaluna menutup mulutnya melihat kepala seseorang sudah ada di depannya. Di tambah lagi rambutnya menjuntai ke bawah. Orang itu sangat mengenaskan. Membuat isak tangis Kaluna keluar.
Kaluna berusaha kabur dari tempat itu dan lari secepat mungkin. Tetapi naas, orang-orang tadi melihatnya lagi.
"Hahaaa...mau lari kemana lagi lo ha?!"
"To..long," mohon Kaluna. "Disana ada orang yang gantung diri. Bola matanya enggak hiks ada lagi," tangis Kaluna. Demi apapun, ini pertama kalinya Kaluna melihat orang yang meninggal sesadis itu.
Orang-orang itu tertawa keras melihat Kaluna meminta pertolongan mereka. "Hahah....lo mau minta tolong kaya apa, cantik?" Kaluna menatap takut orang-orang itu, "dia bukan gantung diri. Tapi kita yang bunuh," ketakutan di mata Kaluna sangat jelas, sehingga orang-orang di depannya terlihat senang melihatnya. "Dan lo target kita selanjutnya," ucapnya menyeringai kejam.
"TIDAAAKKK"
.
.
.
"TIDAAAKKK"Tuk
Kaluna meringis kesakitan, "aw."
Gadis itu mengernyit bingung melihat dirinya sekarang berada, "ini kan kamar gue."
Kaluna menarik napasnya legah, "untung cuman mimpi."
.
.
."Mata lo kenapa, Kal?"
Kaluna menurunkan bahunya, "kurang tidur, Yol."
Yola mengangguk paham. Sekarang mereka sedang berjalan ke kelas setelah pulang dari perpus untuk mengambil buku Sastra yang di suruh guru mapel. Kebetulan sekarang memang giliran mereka yang piket, makanya mereka berdua yang di suruh oleh guru. Sebenarnya bukan mereka saja yang piket hari ini, Ada Erza dan Liam juga. Tapi karena guru Sastra itu tidak percaya dengan cowok-cowok begajulan itu, makanya terpaksa Kaluna dan Yola yang harus membawa buku-buku yang tebal itu.
.
.
.Ada pak mamat beli itik
Itiknya suka makan ikan
Wahai Yola yang cantik
Ayo kita balikanErza melempar kemasan teh gelas ke pada Soni. "Pantun lo gak ada yang benar!"
"Sialan! Bilang aja lo iri sama gue."
"Kurang piknik gue iri sama lo, Son." Erza memutar bola matanya jengah.
"Iri bilang bos!"
"Anjing ngegas lo bocah!"
"Suka-suka gue lah. Mulut-mulut gue bukan mulut emak lo,"
"Udah Za. Gak usah lo ladenin si Soni yang tingkat kewarasan udah over." Nasihat Adam.
"Tumben otak lo waras, Dam." Ejek Malik.
"Di antara kita semua ini, gue yang paling waras kalau lo gak tau, Lik."
"Emang gak tau dan gak mau tau juga," Malik memeletkan lidahnya.
Sekarang ini mereka lagi berkumpul di kelas barisan paling belakang. Sedangkan Kaluna and the geng sedang merumpi di barisan belakang nomor 2.
"Eh, Son. Kenapa sih lo ngebet banget balikan sama Yola. Lo gak lihat apa si Yola aja malas lihat lo. Apalagi balikan."
"Pedasnya omongan mu wahai tiang listrik," Soni pura-pura prihatin. "Inilah yang dinamakan laki-laki sejati. Suka cuman satu cewek, kalau putus tinggal balikan lagi. Itu prinsip gue dari dulu. Gue bukan Moscar yang gak bisa hidup tanpa satu cewek."
Windy mendengus kesal. Ujung-ujungnya pasti dia yang bakalan dipojokkan. Emang sih yang dikatakan Soni itu benar. Soni itu tipikal cowok yang setia. Setelah kabar putus Soni dengan Yola, Soni tidak pernah terdengar jalan dengan cewek manapun. Padahal cowok itu termasuk orang yang cukup populer dibandingkan teman-teman cowoknya yang lain. Soalnya Soni itu manis banget saat tersenyum.
"Udahlah kalian ribut mulu dari tadi!" Kaluna berdecak kesal, "dengerin nih gue mau cerita sama kalian."
Chaca dan Selin langsung mendekat ke arah Kaluna. "Kenapa, Kal?"
Kaluna terlihat ragu, tapi dia tidak mungkin menyimpan keresahannya berlama-lama. "Kalian gak ngerasain apa-apa saat pulang dari menguntit Alam, kemarin?"
Mereka menatap satu sama lain, lalu menggeleng bersamaan. "Gak tuh.
"Gue juga enggak."
"Emang kenapa sih, Kal? Apa terjadi sesuatu sama lo?"
Kaluna menghembuskan napasnya, "gue semalam mimpi yang aneh. Pokoknya aneh banget lah. Anehnya itu gue rasa lagi diteror gitu."
"Cerita yang detail dong, Kal. Gue gak ngerti," kesal Chaca.
Kaluna menceritakan detail mimpinya. Teman-temannya yang mendengarkannya juga merasa aneh.
"Emang aneh sih, Kal." Liam mengangguk setuju.
Setelah itu terjadi keheningan di antara mereka.
"Kalian sepemikiran gak sih sama gue?"
"Sepertinya begitu."
"Guys...kayanya Alam emang orang yang berbahaya. Kita gak bisa melanjutkan rencana kita yang selanjutnya. Atau gak, mimpi Kaluna itu bakalan terjadi." Mereka serentak menatap Erza.
.
.
.Vote nya dong guys sama comment pendapat kalian juga. Biar aku bisa lebih baik lagi nulis cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Monsters (On Going)
Teen FictionJudul sebelumnya : SEMESTA Semesta, dia bukan Alam. Dia hanya lah cowok misterius yang kebetulan berasal dari kelas jenius. Semesta mempunyai 'pacar' yang bernama Kaluna, cewek cantik dan seksi yang memiliki 'otak jongkok'. Kaluna pikir, hubungannya...