Don't judge a book by it's cover
______Alam
HAPPY READING
________________________"Lo ada masalah, Wi?"
Dewi tersentak kaget dengan pertanyaan Zakiah, "gue gak apa-apa, kok."
Fitri memegamg tangan Dewi, "Wi, kalau lo punya masalah, kita siap kok dengerinnya."
"Iya, mungkin kita bisa bantu lo buat cari jalannya." Setuju Meli, "Masalah lo masalah kita juga. Ya, kan guys?". Zakiah, Putri, dan Fitri mengangguk setuju.
Dewi tersenyum tipis, dia sangat bersyukur telah dipertemukan dengan teman-temannya ini. Mereka pintar, tapi tidak egois. Jarang sekali ada anak pintar yang tidak egois. Apalagi zaman sekarang. Mereka banyak yang fake friend.
Selama ini, Dewi tidak pernah punya teman sepeduli ini dengan masalahnya. Tapi mereka berbeda. Mereka bisa membuat Dewi tenang dengan kepedulian mereka. Ia sangat bersyukur dengan itu.
"Makasih guys udah peduli dengan gue. Gue mau cerita, tapi gue juga belum siap."
Putri memegang bahu Dewi, "Suatu saat kalau lo udah siap buat cerita masalah lo, kita siap kok buat dengerin cerita lo."
"Iya, kita juga bakalan bantu cari jalan keluarnya."
"Makasih, guys..." ujar Dewi terharu.
"Sans aja. Kita sahabatan udah 2 tahun, jadi masalah lo itu masalah kita juga."
Mereka berempat memeluk Dewi untuk menyalurkan kekuatan kepada gadis itu.
.
.
."ADAMMM BALIKIN PENA GUE ANJIERR!"
"YA ALLAH WIN...GUE MAU PINJAM BENTAR DOANG. PELIT AMAT LO SMA GUE..." Adam menggeleng-geleng kepalanya. "Sempit kuburan lo besok kalau lo pelit ama gue."
"BODO!" sewot Windy. "Siniin pena gue, gue kagak sudi minjamin lo pena!"
"GAK MAU!" Adam menggeleng kuat. Cowok itu malah lari keluar kelas sambil membawa pena cewek itu.
Bagus, Adam sudah membuat singa itu murka, "ADAMMMMM GUE KEJAR LO BANGSAT!"
"Ck,ck,ck. Gue ngerasa lagi nonton pilem India aja." Celetuk Soni yang tadi cuma nyimak pertengkaran Windy dan Adam.
"Hooh. Apa judulnya?" tanya Liam yang juga ikutan melihat pertengkaran Windy dan Adam.
Soni meletakkan tangannya di dagu, "Jadu, bukan?"
Plakk
"Oon! Jadu itu pilem Ufo-ufo itu."
Soni mengusap kepalanya yang ditabok Selin dengan buku Matematika. Kebayangkan seberapa tebalnya tuh buku.
"Jahat amat lo, Sel. Benjol nih kepala gue."
"Mampus!" ejek Chaca. "Gue sebal banget sama anak cowok di kelas kita. Gak ngotak banget."
"Enak aja!" ujar Erza tak terima. "Yang cewek tuh yang gak ada akhlak."
"Plisss deh lo," Selin memutar matanya, "Kalian tuh yang suka gangguin kita. Suka kan, kalian?"
"Idihhh...amit-amit kita semua suka sama kalian semua," Liam bergaya muntah. "Gak level!"
"Nah...betul. Kalian tuh bukan selera kita. Selera kita itu kaya Prilly Latuconsinna." Setuju Malik.
"Iya. Dia cantik banget kan, ya." Liam tersenyum membayangkan wajah Prilly Latuconsinna itu.
Rambut warna-warni
bagai gulali
imut lucu walau tak terlalu tinggi
pipi chubby dan kulit putih
senyum manis, gigi kelinci
membuat ku tersadar
bentuk cinta itu.....ya Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Monsters (On Going)
Teen FictionJudul sebelumnya : SEMESTA Semesta, dia bukan Alam. Dia hanya lah cowok misterius yang kebetulan berasal dari kelas jenius. Semesta mempunyai 'pacar' yang bernama Kaluna, cewek cantik dan seksi yang memiliki 'otak jongkok'. Kaluna pikir, hubungannya...