Bagi Kaluna dan teman-temannya, tidak ada yang lebih menyenangkan dari pada bunyi bel pulang sekolah. Etss...bukan Kaluna aja sih, kalian pasti juga kan?"Kemana nih kita habis ini?"
"Mall yuk! Mall," sahut Windy
"Malas ah, capek." Keluh Yola.
"Kuy!"
Windy tersenyum lebar. "1-4, Yol. Jadi lo harus ikut."
Yola menghela napas. "Yaudah"
"Ye...gak asik lo, Yol. Masa gampang ngalah sih? lawan itu lebih baik dari pada ngalah," celetuk Soni di samping Yola.
"Gak usah ngomporin orang!" Ketus Windy ke Soni.
Soni tertawa melihat Windy. "Ye...kang gamon marah-marah mulu. Pantas diputusin"
"Woikk ngaca woiii! Lo juga diputusin Yola. Nasib kalian tuh sama." telak Liam. "eh, spesies jomblo juga bertambah nih," Liam mengerling.
"Apa lo?!" galak Kaluna. Dia tau kalau di sipit itu pasti lagi menghinanya.
"Udah-udah. Yuk kita pergi, gak cocok banget kita temanan sama mareka,"
"Lah emang kenapa, Cha?"
"Seorang Bidadari gak cocok temanan sama rakyat jelata kaya mereka" kata Chaca sambil mengibas rambutnya ke kanan dan ke kiri.
"KAMPRET LO CHAAAA..."
***
"Waduhh...perasaan gue udah beli banyak barang deh. Kok uang gue masih banyak? Kalau gini mah, gak tau lagi gue cara ngabisin uang."
Windy, Kaluna, Selin, dan Yola memutar mata bosan. Chaca dengan segala kesombongannya gak bisa dipisahin lagi.
"Emang uang lo tinggal berapa? sini-sini gue bantu ngabisinnya," kesal Windy. Lama-lama dia bisa stres punya teman sombong kaya Chaca.
"Ini win, banyak kan? malah besok mami sama papi gue mau transfer uang lagi. Kan gue jadi bingung cara ngabisinnya"
" ya ya ya ya..."
Chaca tersenyum bangga. Puas melihat reaksi temannya. Uluhh...reaksinya jangan gitu dong, kan Chaca tambah bangga.
"Kalian kenapa?"
"Chacaaa bisa gak sih sehari saja gak sombong?!" kata mereka bersamaan.
"Gak bisa!" telak Chaca
"Kenapa?"
"Orang kaya harus terlahir dengan sombong"
"CHAAAAAAAAAA..."
"Iya ya. Tau kok gue anak orang kaya."
Kaluna dan Windi menabok kepala Chaca. Beda lagi dengan Yola dan Selin, mereka malah menggerutu kesal. Dengan kompak, mereka pergi meninggalkan Chaca sendirian.
"Salah gue apa? Salah gue sombong?" gumam Chaca menatap punggung teman-temannya. Sedetik kemudian, senyun Chaca mengembang. "Cih, Orang kaya emang wajib sombongkan?"
***
Kalau di Mall sedang ribut, maka di sebuah Markas malah tampak seperti kuburan. Aura kegelapan memancar di segala penjuru ruangan. Tidak ada yang berani melerai bos mereka yang sedang perang mata dengan sang lawan.
"Siapa yang nyuruh lo nyerang gue?" pria bertopeng itu a.k.a Bos pimpinan mereka bertanya kepada orang yang ada di depannya. Orang yang beberapa hari lalu menyerang bos mereka di tempat sepi.
"Sampai mati pun gue gak akan kasih tau lo," ucap lawannya tegas walaupun bibirnya sudah robek.
Sang Bos tersenyum devil . "Woww...masih bisa nantangin gue lo ya. Lo gak bisa lihat apa yang ada di depan lo?". Lawannya itu menatap datar ke depan. Mayat teman-temannya sudah terbujur kaku, bahkan membiru. "Lo mau juga kaya mereka? atau lo bisa selamat tapi asalkan lo kasih tau siapa dalang dibalik penyerangan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
King Monsters (On Going)
Fiksi RemajaJudul sebelumnya : SEMESTA Semesta, dia bukan Alam. Dia hanya lah cowok misterius yang kebetulan berasal dari kelas jenius. Semesta mempunyai 'pacar' yang bernama Kaluna, cewek cantik dan seksi yang memiliki 'otak jongkok'. Kaluna pikir, hubungannya...