15. Sisi Lain

43 24 12
                                    

Pastikan kalian udah vote sebelum baca ya guyss...

Menganggu kehidupan gue, berarti kalian sudah bersiap untuk pulang!

____Alam

HAPPY READING
____________________

"Selamat pagi anak-anak."

"Selamat pagi, buk."

Buk Sarah, guru mapel Sejarah itu mengedarkan matanya. "Siapa yang tidak hadir hari ini?"

Erza, selaku ketua kelas berujar, "hadir semua, buk!"

"Bagus. Pertahankan!"

"Ssst.." Kaluna mencolek lengan Alam, sehingga membuat cowok itu menatap Kaluna kesal.

"Hm?"

Kaluna menyengir, "jadikan kita kerjain tugas kelompok di rumah gue?"

Alam menggeleng, "kita kerjain di kafe aja."

Kaluna tersenyum lebar. Lumayan juga ide Alam. "Lo yang teraktir ya?"

"Hm!"

Kaluna mendelik kesal, tapi tak ayal juga hatinya senang. Lumayan kan buat makan gratis.

Diam-diam Alam memperhatikan cewek di sampingnya itu. Kalau kalian pikir Alam tidak bolos karena takut ancaman Kaluna kemarin, maka kalian salah besar. Dia Alam, tidak takut sama siapapun. Dia hanya membuat cewek itu senang.

Entahlah. Tapi itulah yang Alam rasakan sekarang. Alam merasa bahwa Kaluna mempunyai daya tarik yang berbeda dengan cewek lain yang pernah dia temui. Cewek itu unik, pikirnya.

'Gak usah lo lihatin! Ntar lo naksir'

Alam mendengus pelan saat mendengar sesuatu di dalam dirinya berbicara.
.
.
.

"Eh, Kal lo mau kemana?" tanya Yola melihat Kaluna buru-buru memasukkan alat tulisnya.

"Mau kencan sama babang Alam." Kata Kaluna sekenanya. Alam yang mendengarnya menatap Kaluna tajam, "Hehehe...canda gue. Kita mau kerja kelompok, kok. Iya kan, Alam?"

Alam tak menjawabnya, cowok itu malah keluar lebih dulu dari kelas meninggalkan Kaluna.

"Hei tunggu dulu woi! Guys...gue duluan yah," Kaluna melambaikan tangannya dan juga keluar dari kelas.

Sedangkan teman-temannya malah menatap dua orang itu aneh.

"Gue merasa de javu" gumam Windi.

"Sama. Gue merasa melihat Semesta Kaluna 2 tahun yang lalu," Soni menyetujui.

"Tapi sekarang bukan Semesta Kaluna, tapi udah Alam Kaluna."

Semua orang di sana menatap Erza dalam. Seolah mereka dapat merasakan apa yang Erza rasakan.
.
.
.

Sepanjang perjalanan, Kaluna ataupun Alam hanya diam saja. Kuda besi Alam itu melaju dengan kecepatan sedang.

Alam melirik kaca spion motornya, merasa ada yang tak beres dia langsung menambah kecepatan motornya, sehingga membuat Kaluna terkejut dan langsung memeluk pinggang cowok itu.

"Lo modus ya?! Dasar Alam genit!"

Alam hanya diam. Yang ada dipikirannya itu hanya satu. Bagaimana 5 motor di belakangnya itu berhenti mengikutinya. Dan bagusnya Kaluna belum sadar ada yang mengikuti mereka.

King Monsters (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang