"Kal...udah dong melamunnya. Kamu gak capek apa?"
Kaluna menghela napas. Ini hari ketiga dia mengurung diri di dalam kamarnya. Saat tau Semesta memutuskannya tanpa alasan, Moscar langsung naik pitam. Bahkan, abangnya itu langsung pergi ke kosan Semesta. Namun, Semesta sudah pergi.
"Apa perlu abang samperin dia ke kampungnya?" tawar Moscar yang yakin kalau adiknya itu tidak akan setuju.
"Kal...sampai kapan kamu ngurung diri di dalam kamar terus? Kamu gak peduli kalau orang tua kamu, abang, sama teman-teman kamu sangat khawatir sama kamu?"
Moscar menyerah. Kaluna dan keras kepalanya sangat akrab pada situasi ini. Bahkan, Moscar yang dulu paling hebat membujuknya sekarang tidak mempan lagi dengan segala bujukannya.
Cklek
Moscar tersenyum saat bunyi decita pintu.
"Ka..."
Belum sempat Moscar menyelesaikan perkataannya, dia terkejut saat Kaluna tiba-tiba saja memeluknya.
Kaluna membenamkan kepalanya di dada abangnya itu. Tidak ada air mata, tetapi Moscar sempat tertegun olehnya. Dalam hati, dia bertanya, apakah Windy juga seperti ini saat dia memutuskan hubungan mereka. Dan apalagi dia juga tidak menjelaskan alasannya.
Apa ini karmanya?
Tetapi kenapa harus Kaluna?!"Bang Moscar?"
"Ya?"
Moscar tersenyum saat Kaluna menatapnya. "Apa semua cowok di dunia ini seperti abang sama Semesta?"
Deg
"Apa mereka tidak berpikir kalau tindakan mereka itu merugikan kami?"
"Apa mereka merasa tidak bersalah setelah membuat kami jatuh cinta, lalu meninggalkan kami begitu saja?"
"Jawab bang!"
Moscar diam. Merasa sesak saat mendengar ungkapan Kaluna yang tepat mengenai relung hatinya. Moscar tidak pernah berpikir akan mendapat pertanyaan yang sesulit ini. Apalagi ini dari adik sepupu yang memang sudah ia anggap adik kandungnya sendiri. Moscar menyayangi Kaluna karena cuma hanya keluarga Kaluna yang mau menampung anak yatim piatu sepertinya.
Ya, saat Moscar berumur 11 tahun, dia telah menjadi anak yatim piatu. Orang tuanya meninggal akibat kecelakaan yang disebabkan oleh pesaing bisnis orang tuanya. Moscar pernah berjanji untuk menghacurkan keluarga itu untuk membalas sakitnya yang telah dia derita selama 12 tahun ini. Hidup tanpa orang tua membuatnya untuk selalu hidup mandiri. Dan satu-satunya jalan untuk menuju keluarga itu adalah dengan mendekati salah satu anaknya.
"Bang..."
"Maaf, Kal. Abang gak bisa jawab."
Kaluna menatap abangnya sendu. "Sesusah itu menjawab pertanyaan Kaluna?"
Moscar menggeleng. "Laki-laki bisa menjadi sebrengsek itu karena mereka punya alasan khusus."
"Seperti abang?"
"Ya."
Kaluna terdiam. Ya?
"Abang brengsek, Kal. Tetapi percayalah, tidak semua lelaki brengsek."
Moscar pergi dari hadapan adiknya dengan senyum penuh arti dan tak lupa mengusap rambut panjang Kaluna.
Sedangkan Kaluna, dia masih terdiam di ambang pintu sambil mencerna ucapan Moscar.
Apa iya Semesta punya alasan untuk meninggalkannya?
Tapi kenapa?
Kenapa Semesta meninggalkannya saat cincin perak ini sudah tersemat manis di jari manisnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
King Monsters (On Going)
Roman pour AdolescentsJudul sebelumnya : SEMESTA Semesta, dia bukan Alam. Dia hanya lah cowok misterius yang kebetulan berasal dari kelas jenius. Semesta mempunyai 'pacar' yang bernama Kaluna, cewek cantik dan seksi yang memiliki 'otak jongkok'. Kaluna pikir, hubungannya...