19. Masa Lalu

37 17 17
                                    

Kenangan buruk memang tak bisa kita lupakan, tetapi kita bisa menerimanya dengan hati yang lapang supaya kita bisa hidup damai di masa depan.

_________Author

HAPPY READING
______________________

Alam terduduk di balkon Apart nya. Wajah lelaki itu sedang mengadah ke atas. Angin malam meniup wajah Alam. Pandangannya tak lepas dari bintang yang ada di langit.

Kenangan 5 tahun lalu adalah kenangan pahit yang ingin Alam lupakan. 2 orang yang sangat ia cintai pergi tanpa membawa nya.

"Hai..."

Lelaki itu tersenyum kecil mengingat wajah 2 orang yang ia cintai.

"I miss you..."
.
.
.

Flashback on

Di ruangan keluarga, terlihat 2 orang remaja yang sedang berdebat dengan ayah nya.

"Saya sudah bilang kalau kamu harus belajar!"

Alen memarahi salah satu putra kembarnya.

"Kamu lihat Esta! Dia selalu membaggakan saya. Sedangkan kamu, cuma bisa membuat saya malu!"

"Pah..." Semesta menegur papa nya. Dia tidak suka Alen memarahi Alam seperti itu. "Alam sudah belajar pa, tapi kalau itu bukan rezeki nya, papa juga gak boleh marah."

Alen menatap anak kesayangannya, "jangan membela anak nakal ini, Esta! Anak nakal ini harus di kasih hukuman sekarang juga!"

Alem menarik tangan Alam yang sedang menangis, laki-laki dewasa itu tidak tampak khawatir dengan perbuatannya yang telah melukai anaknya kandungnya sendiri.

"Pa...aku mohon..hiks.."

Alen tak mengidahkan Alam. Dia sudah dibutakan dengan amarahnya. Semesta juga tidak tinggal diam. Laki-laki remaja itu mengikuti langkah Alen.

"Masuk!"

"Pa..aku mohon hikss...jangan pah...hiks" Alam meraung saat Alen membawanya ke kandang buaya.

Alen memang suka memelihara binatang reptil itu. Hanya buaya saja, tapi tidak yang lainnya.

Tanpa belas kasihan, Alen mendorong Alam ke dalam jeruji.

"Pahh...hiks Alam takut hiks...pah"

Alen memborgol jeruji itu, lalu menariknya ke kandang buaya besar peliharaannya.

"Ini hukuman kamu yang gak bisa membuat saya bangga!"

Alam meneriaki papa nya. Tubuhnya merosot saat melihat mulut buaya itu sedang menganga ke arahnya.

Kenapa papa nya tega sekali dengannya?
Hanya karena Alam anak yang bodoh dan tidak pandai bergaul, papa nya malah menghukum nya seperti ini.

"Mahhh, Esta, tolong Alam...hiks...hiks"

.
.
.

Elen berlari sambil masuk ke dalam rumah. Setelah Esta mengatakan bahwa Alam sedang di hukum oleh sang suami, ibu dua anak itu langsung bergegas pulang ke rumah nya.

"Mah!"

Semesta langsung berhamburan kepelukan sang mama. Remaja itu sangat ketakutan sekali saat sang papa malah menyekiknya saat Semesta ingin menolong Alam.

King Monsters (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang