7. Awal dan Retak

93 47 1
                                    

Malam telah tiba, tetapi Kaluna masih juga belum tidur. Dia melihat kembali hp nya, memastikan kalau sang kekasih akan memberinya kabar. Tetapi hasilnya tetap nihil. Semesta masih belum mengabarinya. Bahkan membaca pesan dari Kaluna saja tidak.

Bosan di dalam kamar terus, Kaluna memilih keluar dari kamarnya saja. Dia melihat Moscar yang sedang menonton bola di ruang depan.

"Kenapa belum tidur?" Dahi Moscar mengernyit bingung.

"Gak bisa tidur." Kaluna cemberut sambil duduk berselanjar di samping Moscar. Dia bersender di bahu Moscar.

"Ada masalah?" dengan perhatian, Moscar mengusap kepala adiknya itu.

"Iya."

"Kenapa lagi sama Semesta?" Moscar tidak perlu lagi bertanya kalau itu tentang Semesta. Karena cuma Semesta yang bisa membuat adiknya begini.

Kaluna menghela napas. Mungkin bercerita kepada Moscar bisa menghilangkan beban pikirannya. "Gak ada kabar. Padahal sebelum itu kami baru saja pulang dari pantai."

"Mungkin dia pulang kampung kali." kata Moscar yang diam-diam Kaluna setujui.

"Tapi kan---"

"Positive thingking dek. Abang yakin, Semesta gak mungkin menghilang begitu saja. Dia mungkin lagi pulang kampung atau lagi ada urusan."

Kaluna memutar bola matanya kesal.

Laki-laki selalu punya 1001 cara buat alasan yang masuk akal

"Ya sudah, sana tidur. Besok harus bangun pagi, kan?"

***

"Erzaaaaa....bayar uang kas lo SEKARANG!"

Erza, cowok itu terlonjak kaget saat mendengar suara melengking Windy pagi-pagi.

"Ya elahhh, Win. Tu suara atau toa, sih? Berisik!"

Windy mengibaskan tangannya. "Gak usah drama! Mana uang lo?!"

Erza mendengus, tapi tetap saja mengeluarkan uangnya dari dompet.

"Nih! Cukup kan?"

Windy tersenyum senang saat menerima selembar kertas merah. "Lebih dari cukup. Lanjut gih, tidurnya."

Tanpa menghiraukan Erza yang misuh-misuh di tempatnya, Windy langsung berdiri di tempat Selin.

"WOI! Bayar uang kas lo!"

Selin yang sedang memasang lipstik di bibirnya, tak sengaja mencoret dagunya karena kaget mendengar suara melengking Windy.

Windy yang melihat wajah belepotan Selin langsung ngangkak.

"Udah kaya bininya Joker lo, Sel."

Selin yang tak terima langsung menjambak rambut Windy brutal.

"Eh ANJ*NG! RAMBUT GUEEEEE"

Windy langsung mendorong Selin. "Lo GILA?!" Windy tak habis pikir Selin bisa tega menjambak rambutnya. Alhasil, rambut yang baru saja keluar dari salon sekarang sudah tak enak lagi dilihat.

"Haahaa...."

Liam yang melihat pertengkaran Windy dan Selin langsung tertawa.

"Wihhhh....parah ya kalau lihat cewek berantem. Main jambak-jambakan."

"Namanya juga emak-emak." celetuk Erza yang juga melihat pertengkaran mereka.

"GUE GAK MAU YA! LO HARUS GANTI PERAWATAN SALON RAMBUT GUE!"

"OGAH! LO TUH YANG SEHARUSNYA GANTI LIPSTIK GUE! LO TAU GAK INI LIPSTIK IMPOR DARI KOREA!"

"BODOH AMAT! POKOKNYA LO HARUS GANTI BIAYA PERAWATAN RAMBUT GUE!"

King Monsters (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang