Pagi hari yang cerah sudah membuat para murid-murid SMA Tunas Bangsa menggerutu kesal. Sedari tadi, matahari tidak berhenti-hentinya tersenyum cerah ke bumi. Karena hari ini adalah hari senin, hari yang paling di benci oleh murid-murid TB, kecuali cowok jangkung yang masih setia mendengar arahan dari sang guru di depan.
"Semesta!"
Cowok yang dipanggil semesta itu menoleh ke arah belakang nya. Matanya nenyipit tak yakin melihat sosok mungil yang sudah dia kenal selama satu tahun ini.
"Lo gak capek apa berdiri?"
Semesta menggeleng dan langsung fokus ke arah depan. Belum sempat Semesta melihat guru di depannya, tiba-tiba saja baju Semesta di tarik oleh orang di belakangnnya. Dahi cowok itu mengernyit bingung saat melihat sosok mungil itu yang sedang kesusahan untuk melihat guru di depan sana.
"Lo itu terlalu tinggi. Minggir sana! Kaluna mau di depan!"
Gadis mungil itu langsung maju ke depan Semesta. Sedangkan Semesta cuma pasrah saja menuruti kemauan gadis yang bernama Kaluna.
"Lagian lo kenapa baris di sini?" bisik Semesta ke telinga Kaluna yang ada di depannya.
"Soal nya di sana itu panas. Gak ada pohon teduhnya." Kaluna melirik Semesta sebentar lalu fokus lagi ke depan.
"Tapi kan ini bukan kelas lo!"
Kaluna mengerucutkan bibir nya. "Gue gak mau ah. Di sana itu panas banget. Nih, lihat kulit gue jadi kebakar gini." Kaluna membalikkan tubuhnya ke arah Semesta sambil memperlihatkan tangannya yang mulus kepada cowok itu. Tiba-tiba saja, raut wajah Kaluna berubah menjadi sendu. "Lo sama teman-teman lo enak, Ta. Kalian di istimewakan terus sama guru-guru TB. Gak kaya kami, selalu di kucilkan mulu sama guru-guru TB. Semua yang terjadi pasti kami terus disalahin sama mereka."
Semesta tersentuh dengan curhatan Kaluna. Semesta juga tahu tentang itu. Di TB, ada dua pembagian murid-murid. Kelas jenius dan kelas buangan. Semesta sendiri berada di kelas jenius. Kelas yang selalu menjadi kebanggaan TB. Berbeda dengan Kaluna yang berasal dari kelas buangan. Kelas perusuh yang isinya otak jongkok semua. Dan tentunya selalu dikucilkan oleh warga penghuni sekolah.
"Gue bilang gini bukan berarti gue iri sama lo yah." sangkal Kaluna. Dia tidak mau saja kalau Semesta mengatakannya tukang iri. "Jadi jangan mikir kaya gitu."
Semesta tidak mempedulikan omongan Kaluna. Cowok itu cuma tersenyum kecil lalu membalikkan badan Kaluna agar menghadap ke depan.
"Fokus aja ke depan, Kal. Jangan lihat ke belakang. Buktikan kepada mereka, kalau kelas buangan gak seperti itu. Kelas buangan bisa mengalahkan kelas jenius tahun ini. Spirit gadisnya Semesta."
Kaluna mengulum senyum nya saat mendengar kata-kata manis itu. Mungkin menurut orang lain, itu cuma kata-kata biasa. Tetapi berbeda dengan Kaluna, cewek itu mudah baper dengan makhluk misterius di belakang nya. Untung saja mereka berada di barisan belakang. Kalau tidak, jangan di tanya lagi bagaimana respon anak-anak kelas jenius. Pasti mereka sudah memandang Kaluna rendah.
"Kaluna, je t'aime."
***
Hi dear, how are you today?
Yeayyy aku datang lagi dengan cerita baru😅😅
Ada yang suka gak? Kalau suka silahkan tekan bintang dan tinggalkan jejak di sini👇👇👇.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Monsters (On Going)
Ficção AdolescenteJudul sebelumnya : SEMESTA Semesta, dia bukan Alam. Dia hanya lah cowok misterius yang kebetulan berasal dari kelas jenius. Semesta mempunyai 'pacar' yang bernama Kaluna, cewek cantik dan seksi yang memiliki 'otak jongkok'. Kaluna pikir, hubungannya...