5. Dua Cewek Galau

100 56 5
                                    


Seorang gadis sedang menatap kalung yang ada ditangan nya. Gadis itu menghembuskan napas nya saat mengingat kembali kejadian di pantai dengan cowoknya. Sudah 21 jam cowoknya tidak memberi kabar setelah mengantarkan nya kembali ke rumah. Dia jadi merindukan Semesta.

"Kal, diam bae lo dari tadi."

Kaluna menoleh malas.

"Yaelah Kal, baru 21 jam doang lo ditinggalin sama Semesta lo udah kaya gini. Apalagi kalau 21 tahun."

"Diam deh kalian!"

Windy dan Selin bertos riah karena berhasil membuat Kaluna kesal.

"Lagian, kalian ngapain sih ke rumah gue?!"

Kaluna menatap teman-temannya kesal. Sekarang itu hari Minggu. Seharusnya juga Kaluna sedang bermalas-malasan di kamarnya. Dia juga berencana buat membaca novelnya yang belum di baca. Tetapi, rencananya malah dihancurkan oleh tamu-tamu tak diundang ini.

"Tau tuh. Gue mah diajakin sama Yola ke sini," kata Windy sedikit kesal dan malas. Cewek itu sebenarnya malas datang ke rumah Kaluna. Karena rumah Kaluna adalah tempat pertama yang harus dia hindarkan.

"Ishh kok aku sih? Kan Chaca yang bawa kita," bela Yola yang tak diterima di salahkan. "Lagian kamu juga sih Win. Kok takut sama rumah Kaluna."

"Gue itu gak takut ya!" sinis Windy.

"Ya ya ya. Lo itu emang gak takut Win sama rumah Kaluna. Tapi lo takutnya sama orang yang tinggal di rumah ini!"

"Mana mungkin gue takut sama pemilik rumah ini!" Ucap Windy sebal. "Gue kan--"

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam..."

Glek

Windy menelan ludahnya saat seorang pemuda yang berdiri di pintu sedang mengucapkan salam. Badannya seketika kaku. Bahkan Windy tidak bisa melepaskan tatapannya dari pemuda itu.

"Abang dari mana?"

Moscar, abang sepupu Kaluna yang memang tinggal dengan keluarga Kaluna, menatap adiknya.

"Kantor."

"Lah? Ini kan hari Minggu, kok abang ke kantor sih?" bingung Kaluna.

Moscar menghela napas panjang. "Abang lagi sibuk." sebelum mulut cerewek Kaluna kembali bertanya. Moscar lebih dulu masuk ke dalam kamarnya tanpa menatap teman-teman Kaluna.

"Yaaahhh ditinggalin"

Kaluna melirik Windy yang masih terdiam di tempatnya. Tatapan cewek itu kosong dan tidak berekspresi. Kaluna sebenarnya tidak tega melihat Windy dan Moscar terus perang dingin. Tetapi, dia cuman adik dan sahabat Moscar dan Windy. Dan Kaluna sadar, kalau dia tidak berhak ikut campur urusan mereka. Mereka sudah sama-sama mulai dewasa bukan?.

"Win, kok diam?"

Windy menggeleng pelan sambil menghembuskan napas. Ini yang dia hindarkan kalau mau ke rumah Kaluna. Bertemu dengan cowok itu adalah musibah untuknya.

"Pulang yuk!"

"Lah? Kok cepat banget sih?" kata Selin tak terima.

"Gue mau pulang!" kesal Windy. "Kalau kalian gak mau, yaudah gue bisa pulang sendiri!"

"Eh jangan dong," Chacha menahan pergelangan tangan Windy. "Gimana kalau kita ke mall dulu? Kan seru tuh kita cuci mata lihat cogan-cogan"

Selin dan Yola kompak menjitak kepala Chacha. "Kalian apaan sih?!"

Selin berkacak pinggang melihat Chacha. "Hei! Mentang-mentang lo lagi berantem sama cowok lo, bukan berarti lo bisa seenaknya dong!"

"Betul tuh kata Selin! Selin aja yang cinta lintas benua aja, setia Cha sama pacarnya"

King Monsters (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang