Aku berjalan seorang diri -lagi- untuk yang kesekian kalinya dengan tujuan yang sama. Yah, pasti semua orang juga tahu tujuan seorang introvert adalah perpustakaan.
Beberapa adik kelas mengamatiku. Masa bodo. Yang penting aku dapat bukuku dan menggali informasi yang dalam, setidaknya aku bisa sedikit lebih pintar dari mereka yang hanya menang cantik saja.
Jika kuceritakan ciri fisik diriku, aku bukan seorang perempuan berkacamata dengan rambut dikelabang. Atau perempuan yang pakai stocking panjang dengan rok pendek. Tidak.
Rambutku panjang lurus sampai pinggang. Aku tidak berponi dan tinggiku sekitar 170 cm. Aku dikenal jarang bicara, jadi kebanyakan warga sekolah tidak mengenal aku kecuali teman-teman sekelas.
Aku berselonjor diantara rak buku dengan dua atau tiga orang yang aku tahu membicarakan aku. Aku bisa dengar mereka bilang kakak kelas jutek juara satu, meski jarakku dan jarak mereka nyaris 10 meter.
"Kakak kelas cantik, seandainya dia ramah. Mungkin aku bakal jadi fans nya." seorang laki-laki menimpali perkataan temannya. Aku mendongak ke arah mereka. Bukan maksudku tersakiti, namun mereka terlalu berisik.
Aku kembali kepada buku tebal yang sedang kupegang. Materi antariksa masuk begitu saja ke otakku. Aku memejamkan mata sebentar, dan aku akan ingat semua kata-kata yang tertulis dalam buku ini.
Atau bahkan, dalam semalam setelah menyelesaikan buku ini. Aku akan jadi si jenius esok harinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Of Your Tears | Jimin Fanfiction |
FanfictionAku merasa baik-baik saja sampai akhirnya aku merasa cemas. Aku merasa aman saat aku tidak bergaul dengan teman-teman yang lain. Namun seorang ingin mendekatiku dan itu membuat aku merasa gila.