"Chae Ji Young!" jelas sekali laki-laki itu memanggil namaku dan membuat aku mendengus malas. Aku tidak kenal dia begitupun sebaliknya. Aku bisa merasakan bau bunga mawar yang tampaknya ia pegang dari sini.
Aku mendongak menatap dia dan berjalan pelan keluar kelas. Lalu menemui laki-laki dengan rambut cokelat itu. Tingginya 178 cm, aku bisa merasakan itu dari dagunya yang setinggi kepalaku.
"Apa?"
"Bisa bicara sebentar?"
Ia mengajakku ke bangku dibalik pohon. Lalu kami duduk dan ia akhirnya menunjukkan tangannya yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang tubuh.
"Aku tidak nyaman." ucapku ketika ia menyodorkan mawar merah yang baunya sudah kucium sejak tadi. "Aku ingin kamu bicara langsung tanpa bertele-tele seperti ini." aku tahu wajahku monoton dan membuat dia takut.
Kulihat name tagnya bertuliskan nama Kim Tae Hyung. Lalu kulihat wajahnya yang sempurna itu, seketika aku memalingkan wajah. Aku tidak suka melihat orang sesempurna itu bicara denganku.
"Aku menyukai kamu."
Aku berdiri dan menatap Tae Hyung tajam. Aku benci situasi ini. Meski aku tahu dia sedari tadi gelisah dan gugup, aku bahkan tidak mau menerima bunganya.
"Jangan aneh-aneh." ujarku cuek. "Kamu harus belajar agar masuk universitas bagus." lalu aku pergi ke kelas. Tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Aku brengsek. Iya. Aku tidak punya hati. Iya. Setidaknya aku bersyukur punya sikap seperti itu pada orang-orang yang tidak aku kenal. Aku takut aku akan diinjak-injak, bahkan untuk membayangkannya saja aku tidak akan mampu. Aku suka agar aku dibenci orang, bukan di judge orang yang lemah dan tidak mampu. Aku suka kalau aku kuat, tapi dengan tanganku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Of Your Tears | Jimin Fanfiction |
Fiksi PenggemarAku merasa baik-baik saja sampai akhirnya aku merasa cemas. Aku merasa aman saat aku tidak bergaul dengan teman-teman yang lain. Namun seorang ingin mendekatiku dan itu membuat aku merasa gila.