"Bisa kunci mulut anda dengan bijaksana, adek kelas?"
Aku mulai meledak karena mereka sama sekali membuatku ingin mengigit mereka.
"Maaf kak. Kami hanya ingin..."
Aku pergi begitu saja ke tempat yang sama dan duduk kembali dengan tenang. Gambar-gambar kelenjar di otak memenuhi kepalaku dengan sekali lihat. Aku bisa bayangkan nilai ulangan ku jika begini. Aku akan peringkat satu lagi tahun ini.
Aku mengembalikan buku itu karena sudah selesai membacanya. Lagi-lagi suara adek kelas yang berbisik itu terdengar di telingaku. Bahkan suara mereka menggesekkan kaki di lantai aku tahu.
Aku terlahir tidak biasa dengan otak aneh dan tubuh tiada lelah macam tubuh robot. Aku kuat tidak tidur 24 jam lamanya, namun ketika aku balas dendam dengan kembali tidur aku bisa menghabiskan waktu dua hari. Tanpa makan.
Aku juga ikut les di bidang fisik. Renang, atletik, parkour, taekwondo. Semua nenek yang membiayainya dan aku terkadang mengambil semuanya saat hari minggu. Dan aku tidak pernah merasa lelah.
Mengapa nenek memasukkanku di les fisik? Apa ia ingin agar aku bisa bertahan hidup ketika dunia sudah membuka tabirnya? Aku yakin tentu akan menemukan rahasia yang paling tidak bisa aku terima.
Aku hanya harus menunggu kapan waktu yang tepat sambil terus menunggu kapan harus bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Of Your Tears | Jimin Fanfiction |
Fiksi PenggemarAku merasa baik-baik saja sampai akhirnya aku merasa cemas. Aku merasa aman saat aku tidak bergaul dengan teman-teman yang lain. Namun seorang ingin mendekatiku dan itu membuat aku merasa gila.