"Ji Young, kau disini."
Aku menatap datar laki-laki yang duduk di sebelahku sambil membawa dua mangkuk mie ramyeon yang mengepul. Aku menatap wajahnya, menunggu alasan ia datang.
"Aku membeli ini untukmu." ia menyerahkan satu padaku. Asapnya yang mengepul mengenai wajahku, aku langsung paham. Ini mie ramyeon rasa ayam pedas dengan tanggal kadaluarsa satu tahun lebih dua bulan lagi.
Tae Hyung tersenyum kepadaku. "Makanlah. Aku lihat kau selalu membaca dari hari kehari. Apa kau tidak pusing? Lagi pula kau adalah perempuan pintar."
Aku mengamati ia yang mengaduk mie dan mulai menyuapnya perlahan. Dari gestur tubuh yang aku amati, Tae Hyung merupakan orang yang bisa barbar disaat tertentu. Namun ia laki-laki yang manis juga.
Aku meniup mie dan menyeruputnya perlahan. Kami berdua makan dalam diam sampai Tae Hyung kembali bicara.
"Robot pembersih itu, kau sudah membuatnya?"
Aku terus mengunyah tanpa memedulikan pertanyaan Tae Hyung. Menatap kepadanya saja tidak.
"Bagaimana caramu mendapatkan itu? Kau tidak ikut ekstra sama sekali? Bagaimana kau bisa lolos?"
Aku masih diam dengan mie yang kukunyah. Mie ku masih sisa sepertiga dan butuh tiga-empat suapan lagi agar mie ini habis. Aku perkirakan aku akan kenyang setidaknya sampai pukul delapan malam.
"Ji Young,"
"Aku belum membuatnya karena aku sedang berpikir banyak hal. Apa kau tahu semua masuk ke dalam otakku begitu saja? Jadi diamlah dan urus pikiranmu sendiri." Ji Young mengambil mangkuk ramyeon Tae Hyung yang sudah habis dan membuangnya ke tempat sampah.
"Soal bunga dan pernyataanmu itu, kau yakin kau tidak berbohong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Of Your Tears | Jimin Fanfiction |
FanfictionAku merasa baik-baik saja sampai akhirnya aku merasa cemas. Aku merasa aman saat aku tidak bergaul dengan teman-teman yang lain. Namun seorang ingin mendekatiku dan itu membuat aku merasa gila.