7

64 3 0
                                    

"Dia harus disembunyikan."

Nyonya Park menyipitkan mata kearah laki-laki yang barusan bicara. Ia melipat tangan di depan dada, menghela napas.

"Aku tidak mau."

Tuan Kim memegang lengan istrinya dan bicara dengan penuh penekanan. "Jika publik tahu, perusahaan kita akan banyak kehilangan kerjasama dari perusahaan lain. Itu akan memengaruhi keuangan kita!"

"Tahu apa kau soal keluarga?" suara Nyonya Park meninggi. Membuat air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia mendongak menatap Tuan Kim tanda ia tidak takut.

"Aku akan membawa dia ke pusat rehabilitasi. Jika publik tahu bahwa ia pakai meskalin, uang kita akan jadi tanggungannya."

Nyonya Park diam di tempat. Ia mendecak dan menatap Tuan Kim dengan tajam. Keputusan yang Tuan Kim akan ambil tidak salah, malah justru menguntungkan bagi ia dan anaknya. Tapi kenapa ia justru merasa tidak tega.

Jimin tidak boleh sampai masuk ke pusat rehabilitasi.

"Aku akan bilang pada publik bahwa Jimin melanjutkan sekolah di luar negri. Publik akan percaya. Perusahaan kita ini sedang naik-naiknya karena kita akan kontrak dengan klien dari Arab."

"Dari Arab?"

Nyonya Kim membelalakkan matanya karena terlalu terkejut. Ia memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa berat. Ia sungguh membuat keputusan yang salah terhadap anaknya.

"Karena itu aku akan ada disana sekitar dua minggu untuk menyelesaikan semuanya. Maka, kita harus menujuk Tae Hyung untuk jadi direktur utama sementara."

Nyonya Park semakin pusing dibuatnya. Ia ingin segera memanggil Jimin dan menjelaskan semuanya. Namun niatnya tertahankan karena Tuan Kim.

The Last Of Your Tears | Jimin Fanfiction |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang