Shelina 6.2

1.9K 78 1
                                    

"Asalamualaikum".

Fina menggendong tas punggung motif bunga yang masuk dengan beberapa buah novel di tangannya. Ia menatap seorang laki-laki di hadapannya yang sedang berada di samping Shena.

"maaf situ siapa ya?" Tanya wanita berkacamata itu.

Laki-laki itu membalikan seluruh badannya menghadap Fina, ia mengulurkan tangan kanannya. "kenalkan saya Bhanu" Bhanu memperkenalkan diri dengan suara bassnya.

Fina yang melamun mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Bhanu, ia juga memperkenalkan dirinya. Matanya menyusuri penampilan Bhanu dari bawah sampai ke atas. Ia juga melihat sebuah parcel buah yang sebelumnya tidak ia lihat ada diatas meja. Fina menengok ke arah Shena yang masih tertidur lelap.

"yaelah belom bangun juga padahal uda mo magrib" cetusnya, Fina mempersilakan Bhanu untuk duduk dan mengambilkan beberapa snack dan air mineral yang memang sudah disiapkan untuk tamu yang datang menjenguk.

"kamu teman kampusnya Shena?" Tanya Bhanu.

"iya kak, kita satu kelas" Fina mengangguk kecil.

"kalo kakak?".

Pertanyaan Fina membuat Bhanu menggaruk lehernya yang tidak gatal, tentu saja dia bingung harus menjawab apa soal pertanyaan itu. sebelum berniat untuk pertanyaan dari Fina suara panggilan dari ponsel di dalam tas selempang Bhanu memaksanya untuk segera keluar dari dalam kamar.

Tak berapa lama Bhanu kembali masuk menemui Fina dan Shena yang masih tertidur pulas, ia meminta ijin untuk pulang lebih dahulu. Fina pun mengantarkannya sampai di depan lift. Setelahnya ia kembali ke kamar Shena, dilihatnya sahabatnya itu sudah bangun dari tidur walaupun masih terbaring di kasurnya.

"abis dari mana Fin?" Tanya Shena sambil mengucek mata kanannya.

"oh itu, tadi ada laki-lagi tinggi badannya kayak Kang Daniel jengukin kamu trus ngasih parcel ini nih. Barusan aku nganter dia pulang sampe ke lift".

"siapa? Temen jurusan?".

"bukan coy, tau dah siapa" Fina memberikan novel yang ia bawa dari rumah dan menyerahkannya pada Shena yang terlihat setengah sadar "tinggi kaya Kang Daniel?" tanyanya dalam hati.

Setelah 4 hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Shena sudah dapat pulang dan beraktifitas seperti sedia kala. Begitu masuk ke kampus kegiatannya sudah padat mulai dari membuat tugas susulan dan mengikuti unit kegiatan yang juga diikuti oleh 4 sahabatnya. Siang itu mereka pergi ke ruangan UKM koperasi mahasiswa untuk menyiapkan agenda diksar bagi para anggota baru yang akan dilaksanakan beberapa minggu lagi. Shena dan keempat sahabatnya juga turut andil dalam kesuksesan acara tersebut, dan hari ini mereka akan mengadakan pertemuan untuk mematangkan persiapan sebelum memulai acara.

Pukul 15.32, akhirnya mereka selesai rapat. Tinggalah Shena dan Fina ditemani oleh beberapa kakak tingkat yang sibuk dengan dokumen dan berkas yang ada.

"Shen, gua penasaran deh sama cowok yang kemarin jengukin lo" ucap Fina sembari menulis agenda di sebuah buku acara.

"emang kenapa?" Tanya Shena.

"kayanya sih ya, si Bhanu bukan karyawan biasa deh. Menurut gua badannya itu terlalu bagus buat ukuran seorang karyawan swasta" jelas Fina.

"bentar deh, siapa lu bilang? Bhanu?" seorang wanita berambut bob mengalihkan pandangannya menatap Fina dengan mata yang menyipit.

"iya, kak Bhanu".

"mbak Ayu kenal sama Bhanu?" Tanya Shena pada cewek itu.

Ayu mengangguk pelan, "gua kenalnya sama Bhanu Handaru sih, dia kakak kelas gua" jawabnya.

"eh.. serius kak?" "kaya gimana orangnya?" Shena dan Fina saling bersahutan memberikan Ayu pertanyaan. Ayu menggeser tempat duduknya membentuk segitiga dihadapan Fina dan Shena.

"nih ya si Bhanu Handaru itu famous banget bahkan dari dia dulu masih SMP, denger-denger nih ya dia itu sering banget ditawarin jadi model tapi dianya gamau. Padahal badannya udah tinggi,tegap dan suaranya itu loo seksi abissss" pekik Ayu.

"kok samaan kaya cowok waktu itu ya" gumam Shena dalam hati.

"nggak-nggak cowo kaya begitu kan ga cuma dia doang" ucapnya sambil mengibaskan tangan di depan wajahnya.

"iya juga sih, yang namannya Bhanu bukan dia doang tapi Bhanu yang gua kenal orangnya kaya begitu. Dia mantan anak paskib, ketua osis juga" jelas Ayu.

"eh aku ngomong buat aku sendiri kok mba hehe" ucap Shena menyengir kuda.

"tapi kan ya mba, kemaren Bhanu yang jenguk dia nih punya ciri-ciri kaya yang mba Ayu tadi bilang ke kita" Fina kembali mengingat suara dan postur tubuh Bhanu.

"emang dia kemaren ketemuan sama kalian? Apa gimana sih?" telisik Ayu.

"kemaren dia jengukin Shena di rumah sakit. mana bawain parcel buah gede, bagus banget lagi. Iri gua sama elu" gerutu Fina.

"seinget gua Bhanu Handaru itu uda punya cewe sih, cewenya mantan ketua PMR namanya Cindai. Dia cantik banget tuh, rambutnya nih ya keliatan lembut banget trus kalo kena angin langsung kaya iklan shampoo gitu, diliat dari mana juga badannya bohai abis. Dia pernah ikut duwis juga" timpal Ayu.

"kok mba Ayu kayanya tau banget ya soal hubungan mereka" Fina bertanya dengan wajah heran.

"yeee gimana ga tau, mereka tu pasangan hitz jaman SMA dulu, gua juga ikut PMR dan sering ketemu sama Bhanu ato Cindai. Bahkan gua sering jadi obat nyamuk mereka" kenang Ayu.

"menurutku bukan Bhanu yang itu deh yang dateng kemaren. Ga mungkin kan cowo uda punya cewe jengukin aku. Mana sendirian lagi jenguknya" Shena mengerucutkan bibir.

"ehh jangan pesimis dulu, Bhanu yang kemaren jenguk lo juga ga kalah gagah sama Bhanu Handaru kok. Dan gua ngerasa yakin dia itu lebih wow dari Bhanu yang diceritain sama mba Ayu. Wait.. jangan-jangan dia cowo yang mau dikenalin ke elo lagi Shen?!".

"hah? Apa-apaan dikenalin. Mau jadi penerus Siti Nurbaya luuu" ejek Ayu.

Mereka bersenda gurau dan menjadikan Bhanu dan Cindai sebagai topic cerita yang menemani mereka menyelesaikan tugas sore itu.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang