Dilema 11.2

1.7K 81 3
                                    

Shena mempersilakan Bhanu untuk duduk di ruang tamu, sementara ia memanggil ibunya yang berada di dalam. Youra segera berlari kecil begitu Shena memberitahukan padanya jika Bhanu telah sampai di rumah, ia membuatkan minuman untuk Bhanu. Dilihatnya mae sedang membungkus hashbrown dengan aluminium foil agar tetap terjaga kehangatannya, buah potong juga sudah dimasukan ke dalam tempat makan bentuk lingkaran dengan material kaca dan tutup karet warna biru muda itu. sekarang tinggal menunggu roti gulung cokelat yang sedang dipanggang di atas Teflon. Shena menuangkan sirup melon ke sebuah gelas bening lalu ia menambahkan air dingin dan beberapa buah es batu yang ia dapat dari dalam freezer. Setelahnya ia mengambil nampan yang ia gunakan untuk menjamu Gibran tadi, ia meletakan gelasnya perlahan diatas nampan dan bergegas pergi ke ruang tamu.

Sesampainya di sana Youra segera memberikan minuman itu pada Bhanu, ia mengambil gelas milik Gibran yang sudah habis dan mempersilakan Shena untuk berbincang berdua dengan Bhanu.

"sarapan dulu mas" ucap Shena

Bhanu menggeleng pelan, "udah tadi di rumah"

Shena mengangguk, menggosokkan kedua telapak tangan di himpitan kedua lututnya, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling meja yang terdapat toples snack diatasnya. Dirinya terlihat bingung mencari topic yang akan dibicarakan dengan pria di hadapannya itu.

"nanti kita mau kemana dek?" Bhanu membuka pembicaraan

"oh iya, nanti aku mau ajak mas Bhanu maen ke rumah uti"

"serius? Kamu mau ajak aku kesana?"

"serius dong, uda lama juga aku ga jengukin uti. Gimana mau kan?"

"boleh, aku seneng malah. Sekalian biar bisa silaturahmi juga. Emang rumah uti dimana?"

"di Kebumen, daerah kutowinangun"

"oh kebumen, kamu mau pake baju kaya gitu?" Bhanu menunjuk dengan wajahnya

Shena terkekeh pelan, ia berlari kecil kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dengan baju yang sudah disiapkan oleh ibunya. Setelah siap, ia membawa tas selempang yang sudah ia siapkan semenjak tadi malam. Ia mengedarkan pandangannya dan mengambil cemilan yang berjejer ia letakan di atas meja belajar. Shena kembali ke ruang tamu, ia membawa 6 varian pocky di kedua tangannya.

"mas Bhanu mau pocky?" Shena tersenyum menunjukan gigi gingsulnya saat menunjukan pocky di depan wajah Bhanu. Kedua alis mata Bhanu bertautan, melihat bungkus pocky di hadapannya

"eh, kamu pilihin aja deh. Entar aku makan" Bhanu menyengir kuda, Shena menatap tajam ke barisan pocky di tangannya. Ada pocky coklat, strawberry, matcha, double choco, choco banana, dan vanilla. Shena terlihat serius memilihkan sebuah pocky untuk Bhanu.

Ia akhirnya memutuskan untuk memberikan pocky rasa choco banana pada pria yang sedang duduk dihadapannya saat ini. Sebuah senyum mengembang di wajah Shena "cocok nih buat mas Bhanu"

"emang kenapa gitu?"

"temenku bilang cowo itu identik sama pisang" Shena terkekeh sendiri dengan perkataannya, Bhanu juga tersipu dengan candaan Shena. Youra mengantarkan sebuah tas yang berisi camilan yang akan di bawa nanti. Setelah berpamitan, keduannya memasuki mobil dan perlahan meninggalkan halaman rumah Shena untuk pergi ke rumah uti yang ada di Kebumen.

"Shen uda pasang sabuk?"

"udah dong, udah bunyi klik" Shena tersenyum pada Bhanu

"nanti mampir indomaret dulu ya dek", Shena mengangguk mengerti.

Perjalanan di tempuh lewat jalur selatan arah purworejo jogja yang kurang lebih memakan waktu 2 jam 30 menit bila tidak macet. Tak lama berselang semenjak keluar dari daerah rumah Shena, Bhanu berhenti di sebuah indomaret yang nampak ramai sekitar pukul 09.32 itu. Bhanu dan Shena segera keluar dari mobil, Bhanu membawa tas shoulder bag berwarna navy di pundaknya. Shena melangkahkan kaki didepan Bhanu, tak lupa pria itu menekan tombol kunci mobilnya.

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang