Setelah Zio pergi dan tak terlihat lagi batang hidungnya dari pekarangan rumah Viollet.
Viollet langsung masuk dan menarik paksa Gerald yang tengah asik menonton acara televisi."Gegee.. Gue mau curhaatt" Ucap Viollet sedikit berteriak sambil memutar tubuh Gerald agar menghadap ke arahnya.
"Dia Zio kan? Zio Dika Abrar? Si mantan ketua Osis?" Ucap Gerald tiba-tiba.
"Kok lo tau?" Balas Viollet sambil menatap ke arah Gerald.
"Ya tau lah Vio dia kan MAN-TAN ketua osis" Ucap Gerald sambil menekankan kata 'Mantan'.
"Yaudah buruan lo pergi abis itu pulang bawa makanan oke" Kata Viollet sambil mendorong-dorong tubuh Gerald.
"Lo mah aneh tadi disuruh disini jangan pergi katanya. Tapi sekarang? Lo malah nyuruh gue untuk pergi. Abang gak bisa diginiin neng" Ucap Gerald dengan nada dibikin lebay.
"Apaan sih loh alay banget tau gak sih. Ya karna gue udah gak butuh lo jadi ya silahkan jika memang mau pergi" Ucap Viollet dengan nada sombong sambil berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Setelah sampai di kamar.
Viollet langsung melemparkan tasnya asal. Dan langsung berlari menuju meja kecil di samping tempat tidurnya.Mengambil sebuah bingkai berwarna hitam yang di dalamnya terdapat sebuah potret dirinya dengan sang bunda tercinta.
"Bun. Vio rindu sama bunda" Ucap Viollet sambil mengusap benda hitam di depannya.
"Kapan Viollet bakal nyusul bunda kesana? Vio udah gak betah disini mah, Viollet takut sama lelaki yang sekarang mulai mengisi kekosongan hati Vio mah. Vio takut dia hanya akan seperti ayah" Lanjut Viollet sambil menyeka air matanya.
"Untuk saat ini apa yang harus Vio lakukan bun?" Viollet kembali bersuara.
"Untuk saat ini bunda percaya kan kalau dia tidak akan seperti ayah?" Ucap Viollet sambil menghapus air matanya.
Pada akhirnya Viollet tertidur dengan seragam yang masih lengkap ditubuhnya sambil memeluk sebuah bingkai berwarna hitam.
******
Pada malam harinya Viollet terbangun dan langsung melihat kembali bingkai yang tak sengaja dia peluk.
Sebuah kenangan pahit kembali lagi memasuki memory yang sangat ingin dia hapus dari ingatannya.
Sungguh dia ingin melupakan semua kenangan pahit dari masa lalunya itu.
Dengan berjalan gontai Viollet memasuki kamar mandi untuk berandam air hangat.
Setelah itu dia langsung mengambil pakaian yang akan dia gunakan untuk bersenang-senang malam ini.
Dia hanya menggunakan hotpants berwarna putih dengan baju kaos berwarna hitam dan sepatu sneakers yang warnanya senada dengan celananya itu.
Tanpa pikir panjang Viollet langsung berlari menuruni tangga dan langsung menancapkan gas membuat mobilnya berlaju dengan kecepatan tinggi.
Hanya butuh beberapa menit Viollet sampai di tujuan.
Dan tujuannya malam ini adalah disini, club yang sering dia kunjungi."Rose wine please" ucap Viollet kepada bertender.
Sambil menunggu pesanannya datang Viollet mengeluarkan sebuah benda dari tas kecil miliknya dan mulai menyalakannya membuat kepulan-kepulan asap keluar dari mulutnya.Setelah pesanannya itu datang Viollet langsung menyambarnya dan meneguknya tanpa henti.
Membuat Viollet memesannya beberapa kali hingga tingkat kesadarannya mulai menurun.
"Lo emang suka ngelakuin hal ini ya?" Ucap seseorang sambil menahan lengan Viollet membuatnya tak jadi meminum pesanannya itu.
Menurut kalian siapa nih 'seseorang'nya?
Stay terus ya :*
Jangan lupa bintangnya loh ya :v
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) TroubleMaker
Teen Fictionpermisi anak baru :v kenalan dulu deh biar sayang :v aku vina permatasari jngan judge ya masih anak bawang. Sorry slow up date ____________________________________ Viollet Azurra Pranggana,gadis remaja yang sangat sexy,berkulit putih,bibirnya merah...