12.Kerinduan Pada Sang Arjuna

20 4 0
                                    

"Bunda, ayah Sya berangkat dulu yah takut telat nanti kan upacara" teriak Alisya

"Gak sarapan dulu?" Tanya Franda

"Gak sempet bun nanti aja disekolah"

"Yaudah kamu hati hati, jangan ngebut bawa motornya" nasehat Farhan

"Aya ya Captain"
"Assalamualaikum

"Waalaikumsalam

***

Matahari dengan teriknya menyinari bumi. Keringat mulai bercucuran membahasi para wajah siswa yang dengan kihmad mengikuti upacara bendera.

"Dan untuk kelas XII di nyatakan 100 persen lulus" ucap kepala sekolah pada amanat upacara. Dan seketika teriakan, ucapan syukur dan tangis haru membanjiri lapangan upacara. Ya sekarang kelas XII senang karena semuanya dinyatakan lulus.

Dan yang mencuri perhatian Alisya ia tidak bertemu dengan Arjuna saat itu.
Kemudian Alisya bertanya pada Jannah, setelah upacara tentunya

"Na kamu lihat Kak Juna gak?" Tanya Alisya pada Jannah

"Kak Juna? Gak lihat aku Sya, kenapa nyariin Kak Juna?" Tanya balik Jannah

"Gak papa, kok gak lihat pernah lihat Kak Juna aja gitu akhir akhir ini" jawab Alisya

"Oh kirain, tapi kamu suka ya Sya sama Kak Juna?" Tanya Jannah dengan nada yang sulit untuk diartikan

"Gak tau Na, tapi kalo ketemu sama Kak Juna tu seneng gitu, dan kek sekarang gitu gak ketemu jadi rindu" jawab Alisya tersenyum dan juga sedih.

Jannah terdiam, bagaimanapun Alisya itu sahabatnya namun tidak dapat dipahami kalau dia juga menyukai dan mengagumi sosok Arjuna.

"Yaudah dari pada sedih mendingan ini bantuin aku ngerjain matematika, gak ngerti nih Sya aku" ucap Jannah

"Oh yaudah ayo" jawab Alisya

***

Malam berganti pagi, hari berganti hari, bulan dan juga tahun. Tak terasa sekarang Alisya sudah kelas XII dan sekarang sibuk sibuknya. Ujian.

Dan di hampir 3 tahun ini banyak juga yang telah dilewatinya, ia sudah ceria. Tak murung lagi seperti dulu.

Pada suatu malam yang sunyi ia menulis pada buku diary kesayangannya

                   Sepucuk Rindu

Halo. Apa kabar di kau?
Selalu baik bukan
Aku disini juga baik.
Ah kenapa pula aku ini
Aku merindu.
Merindu pada di kau yang jauh disana
Apa kau tak rindu pada ku?
Apa kau merasakan yang ku rasa?
Tak ku sangka hari itu terakhir kita bertemu
Rasa apa ini?
Kenapa aku merindu padamu.
Cepatlah pulang.
Aku disini menunggu janjimu untuk kembali.

                   Alisya Dinda Darmantara

Alisya tidur di kasur sambil memeluk buku diarynya. Ah rasa apa ini. Dia bertanya tanya pada langit langit kamar dan semerbak angin malam.

18 tahun sudah usianya. Mungkin sudah mengenal 'apa itu cinta' namun diapun tak paham akan rasa yang dia rasakan.

Huh menjadi dewasa itu susah ya. Batin Alisya

" Kenapa aku merindukan Kak Juna ya "

"Huh kenapa sih Kak Juna selalu memenuhi pikiran Sya "

" Kak Juna jahat deh "

" Kak Juna kok gak pernah pulang ya "

" Huh kesel kesel "

Alisya bergumana sendiri  pada dirinya. Entah mengapa ia sangat menrindukan sang Arjuna itu.

Namun apa daya. Ia hanya bisa memendam sendiri perasaannya. Mungkin lebih kerennya cinta dalam diam.

***

" Bundaaaaaaaaa " ucap Alisya dengab manja kepada Franda

" Ada apa Sya? " tanya Franda

" Bun, kok Sya rasanya kangen gitu pengen ketemu Kak Juna " ucap Alisya

" Rasanya tuh kangennnn banget bun, Sya kenapa ya bun? " sambungnya

" Itu biasa nak, sekarang  berapa usia Alisya? " tanya Franda

" 18 bunda, kenapa? "

" Berarti Alisya sudah dewasa " jawab Franda

" Lalu apa hubungannya bunda? " tanya Alisya

" Alisya pernah mendengar kata cinta? " tanya Franda

Franda tersenyum kepada Alisya. Dan Alisya bingung apa yang dikatakan bundanya.

" Cinta? Cinta itu apa bun? " kini giliran Alisya terus bertanya kepada Franda

" Suatu saat Alisya pasti akan mengerti nak " ucap Franda

" Iya tapi kapan bun? Benang merah yang kemarin aja gak ketemu. Ketemunya malah benang hitam. Alias ruwet " oceh Alisya

Franda hanya tertawa dan menggelengkan kepala melihat tingkah gadis kecil-nya itu

" Pasti. Kau akan mengerti Alisya " jawab Franda

" Ya sudah Alisya ke kamar dulu ya bun. Kalo disini terus lama lama pr buat Alisya dari bunda nambah terus " ucap Alisya sambil menaiki tangga menuju kamar tidurnya tercinta.

Kini rembulan hanya segaris melengkung di angkasa. Ditemani germelap bintang membentuk rasi di gelapnya malam. Ditambah pula lampu lampu dari kota istimewa itu menambah kesan megah dari kamar Alisya.

Malam ini dengan secangkir kopi ditangan ia memikirkan banyak hal. Yang paling utama adalah sang Arjuna-nya. Ya ia rindu pada Arjuna. Namun belum terfikir untuk mengubah rindu-menjadi- 'cinta'.

Sastra dan Angka ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang