28. Dekat

7 1 0
                                    

Alisya menghela napas, cerita Shereen benar benar diluar pemikirannya.

Padahal diluar kehidupannya tampak sempurna. Papa yang sukses, mama yang mendunia karyanya, bahkan ia sendiri seorang model yang sangat sukses.

Tapi masih ada yang mengganggu pikiran Alisya. Salah paham. Salah paham apa nantinya.

" Apapun yang terjadi nanti, kamu harus kuat menghadinya " ucap Alisya pada dirinya sendiri

Tapi selain semua hal itu, tetap ada yang sangat mengganggu dirinya. Hatinya. Ia gelisah. Sudah lama tak bertukar kabar.

Namun, ia sadar diri. Dirinya bukan siapa siapa nya. Salahkah dia berharap? Entahlah. Ia tak tau jawabnya juga.

***

Tak terasa, 3 bulan terlewatkan sudah. Semakin hari Alsiya semakin dekat dengan Shereen dan Daniel. Tak jarang pula mereka bertiga jalan bersama. Dan Alisya juga memiliki teman sekelas yang dekat dengannya , Annisa Rahma. Lebih sering dipanggil Nisa. Sama berhijabnya dengan Alisya.

" Sya, besok tugas kelompoknya dikerjain dimana? " tanya Nisa

" Emhh, di kedai langganan aku aja gimana ? " jawab Alisya

" Iya boleh kok, pulang kuliah ya " Sahut Nisa

" Iya siap, ayok keluar " ajak Alisya

Alisya dan Nisa keluar kelas bersama. Dan saat dikoridor mereka bertemu Daniel dan Shereen.

" Alisya " panggil Shereen

" Iya Reen " sahut Alisya

" Emhh semuanya aku pulang duluan ya " ucap Nisa, karna memang kurang nyaman dengan situasi ini.

" Iya Nis, hati-hati ya " sahut Alisya

Nisa mengangguk.

" Assalamaualaikum " ucap Nisa

" Waalaikumsalam " sahut mereka serempak

" Ngopi kuy " ajak Daniel

" Boleh yuk " jawab Alisya dan Shereen

Akhirnya mereka bertiga sampai di kedai favorit mereka. Mereka bercanta tawa sampai dering ponsel Shereen menggentikannya.

" Hallo pa "

"......"

" Shereen lagi sama Daniel sama Alisya juga, di kedai kopi "

"......"

" Yaudah Shereen kesana sekarang "

Panggilan terputus.

" Kenapa? " tanya Daniel

" Papa ngajak makan bareng " sahut Shereen

" Yaudah aku pergi dulu ya. Niel nanti anterin Alisya ya " sambung Shereen

" Iya, lo hati hati dijalan " ucap Daniel sambil mengacak acak rambut Shereen

" Ishh Danielll " ujar Shereen dengan sebal

Daniel tertawa, begitu pula Alisya. Melihat wajah Shereen yang sendang kesal.

" Hati hati Shereen " ucap Alisya

Shereen mengangguk, lalu pergi dan melambaikan tangan.

Kini, tinggal Alisya dan juga Daniel.

Hening. Itu yang dirasa.

" Udah selesai kan Al ? " tanya Daniel

" Al ? " tanya Alisya bingung

Daniel tersenyum

Sastra dan Angka ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang