38. Benang Merah

12 3 0
                                    

.
.
.
.

Dannnn

Alisya melebarkan matanya. Ia tak menyangka. Sungguh. Bahkan mulutnya pun ikut terbuka. Terkejut dengan semuanya. Lalu matanya memandang satu persatu orang orang yang hadir. Mereka tersenyum ke arah Alisya. Hanya satu. Abian. Tersenyum dengan jahil.

Alisya memandang seseorang yang tepat berada didepannya. Ya benar. Seperti tebakan kalian. Dia Arjuna. Datang untuk melamar Alisya.

" Kakak " ucap Alisya dengan pelan. Arjuna tersenyum melihatt ekspresi Alisya saat ini. Sanggat menggemaskan. Tangannya sangat ingin mencubit pipinya yang gembul itu. Ehhh. Belum boleh.

" Jadi bagaiamana? "  suara Farhan kini mengudara

" Apaanya yang bagaimana?" Beo Alisya

" Lamarannya Alisya cantik, jangan mulai lemot deh dek " celetuk Abian yang kesal dengan Alisya

" Apakah lamarannya Arjuna di terima Alisya? " tanya Jo-Ayah Arjuna

Alisya masih terdiam. Ia belum menjawab. Ia menundukan kepalnya. Jari jarinya saling bertautan. Oh ayolah tinggal bilang iya mau. Kenapa susah sekali yaallah.

" Alisya " panggi Franda dengan lembut

Alisya masih diam. Namun ia menganggukan kepalanya. Ia menerima lamaran Arjuna. Tapi dengan wajah yang menunduk. Ia terlalu malu saat ini.

" Diterima? " tanya Arjuna memastikan

" Bissmillah. Dengan izin Allah Alisya menerima lamaran Kak Juna " jawab Alisya. Semunya tersenyum mendengar jawaban dari Alisya.

" Emhhh... Alisya boleh tanya ? " tanya Alisya

" Tanya apa sayang" sahut Farhan

" Kenapa dirahasian kalo yang lamar Alisya itu Kak Juna ?" Tanya Alisya

" Kenapa? Kalo tahu itu Arjuna pasti langsung pengen nikah kah " ledek Abian

" Ishhhh.. abang ihh " cicit Alisya yang wajahnya sudah memerah

" Semua ini ide abang kamu " ucap Farhan

" Jadi abang minta kita untuk ngerahasian dulu siapa calon kamu. Jadi kamu marahnya sama abang aja jangan sama ayah bunda " imbuh Franda

" Ishhh kok jadi abang sih bun " ucap Abian tak terima karna disudutkan

" Memeng begitu adanya " sahut bunda dengan santai

" Dasarr abang " cibir Alisya

" Ehemm " Arjuna berdehem. Semua pandangan tertuju kepadanya.

" Boleh Arjuna bawa Alisya sebentar om tante? Mau bicara dulu " izin Arjuna

" Boleh,tapi jangan lama lama ya. Makan sama sama nanti " sahut Franda

" Alisya bawa Arjuna ke taman belakang sayang " lanjut Franda

" Iya bunda "

" Jangan macem macem kalian. Belum sah " ucap Abian memperingatkan

" Gak macem macem bang, satu macem aja " sahut Arjuna dengan jahil

" Sialan lo " gerutu Abian

" Hehhh mulutnya ituu " geram Franda lalu menjewer telinga Abian

" Aduh aduhh ampunn bunda. Gak gitu lagu deh janjiii " teriak Abian yang kesakitan karna jeweran bundanya

Arjuna dan Alisya meninggalkan ruang tengah. Menuju halaman belakang dekat dengan kolam renang. Disana ada dua kursi yang tersedia di dekat kolam.

Lalu mereka duduk saling berhadapan. Alisya masih menundukan kepalanya. Belum berani menatap Arjuna. Arjuna pun tersenyum melihat tingkah gadis didepannya itu. Yang sebentar lagi akan menjadi miliknya.

Sastra dan Angka ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang