11.Pangeran Dhuha

23 3 0
                                    

                     Pangeran Dhuha
Matanya hitam nang legam
Kulitnya bersinar
Dan rambut selalu basah.
Tetes embun yang menghiasi wajah
Membuat sejuj mata memandang.
Kini tak ada lagi wajah yang ku pandang setiap dhuha
Selamat tinggal pangeran
Semoga takdir masih mempertemukan.
                      Franda Azahra
 

Alisya membaca itu dengan seksama, lalu bertanya tanya pada diri sendiri

'Apakah ini ayah yang dimaksud bunda?'
' Tapi mengapa harus selamat tinggal?'
'Bukankah sekarang mereka bersama?'
'Ah lebih baik tanyakan langsung pada bunda' putus batin Alisya

" Bunda " teriak Alisya

" Iya kenapa Sya? " Tanya Franda

" Ini bun, Sya nemu puisi bunda. Judulnya Pengeran Dhuha. Siapa sih pangeran dhuha bunda? " Tanya Alisya sedikit menggoda bundanya

" Ah itu, dulu temen bunda sewaktu SMA " jawab Franda

" Beneran ni bun? atau jangan jangan mantan pacarnya bunda ya? " Alisya dengan begitu jahilnya selalu menggoda Franda

" Enggak Sya, bunda mana ada mantan pacar. Cuma ayah kamu tuh satu satunya pacar bunda dulu "

" Jadi ini bukan ayah yang dimaksud pangeran dhuha? " Tanya Alisya

" Bukan sayang "

" Aduh ini pada bahas apa asik banget, sampe ayah ketuk pintu gak ada yang nyaut " jawab Farhan yang baru pulang tugas

" Eh mas udah pulang, maaf ya gak denger tadi " ucap Franda

" Bahas apa sih bun? " Tanya Farhan

" Ini yah, lagi bahas pangeran dhuha bunda " Alisya menjawab itu sembari cekikikan. Dan Franda hanya melotot kepada Alisya
" Siapa sih yah pangeran dhuhanya bunda " sambung Alisya

" Ada deh Alisya gak perlu tahu " ucap Farhan kepada Alisya

" Yah ayah kok gitu sih Alisya kan pengen tahu " rajuk Alisya

" Tanya saja pada sang tuan putri " jawab Farhan sambil melirik Franda " ya sudah ayah mau ke kamar dulu " sambung Farhan

" Tuh kan Sya, ayah kamu jadi marah. Bunda mau nyusulin ayah dulu " ucap Franda

" Duh duh ayah ternyata cemburuan juga. Tapi lucu gitu sih kalo yang lagi cemburu, kelihatan banget sayang sama bunda " guman Alisya
" Duh tapi Sya kan masih kepo siapa pangeran dhuhanya bunda. Mana kata kata bunda dalem benget lagi, dan ayah juga cemburu gitu. Sudahlah urusan orang dewasa memang membingungkan " ucap Alisya pada diri sendiri.

***

" Mas marah ya sama Franda " ucap Franda kepada Farhan

" Enggak " jawab Farhan dengan amat singkat

" Kalo gak marah kok jawabnya singkat banget sih. Gak biasanya mas jawabnya singkat gitu. Aku minta maaf mas " lirih Franda

" Aku gak marah sama kamu, cuma aku sekarang mau tanya. Kamu masih punya hati buat dia? " Tanya Farhan

" Enggak mas, aku tu udah gak ada rasa sama dia. Tadi cuma kebetulan aja Alisya tanya tentang puisi yang aku buat dulu "

" Beneran kan? Karna aku tahu dulu kamu mencintainya dalam diam. Justru yang diam dan terpendam malah semakin membekas dilubuk hati terdalam " dengan lugas Farhan mengucapkan

" Dan kamu juga tahu mas, bahwa kamu satu-satunya orang yang mengerti jalan pikiranku, satu satunya laki laki yang memiliki hubungan lebih dari sekedar teman " jawab Franda
" Kenapa sih mas setiap malam kita selalu membicarakan tentang masa lalu. Dulu kita juga baik baik saja kan, karna memang tak ada yang ku tutup tutupi apapun dari mu. Semuanya telah ku ceritakan. Termasuk pangeran dhuha yang ku maksud. Itu hanya hobby ku saja membuat puisi sesuai dengan keadaan hati. Ayolah mas itu hanya bagian dari masa lalu " jawab Franda yang tak kalah tegasnya.

Sastra dan Angka ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang