24. Baru

10 2 0
                                    

Setelah selesai menelepon bundanya, Alisya segera masuk kedalam kamar. Ia membersihkan dirinya dan bersiap tidur.

***

Pagi telah menyapa untuk hari ini. Setelah melakukan ritual paginya, Alisya keluar untuk mencari sarapan pagi.

Dan lagi, ia berpapasan dengan Vani.

" Eh Alisya, mau cari sarapan juga ini ? " tanya Vani

" Iya nih, sama mau cari cemilan juga. Kamu juga mau cari sarapan? " sahut Alisya

" Iya , yaudah bareng aja yuk. Cari soto aja mau ga? Disini ada soto enak banget loh " tawar Vani

" Boleh yuk " jawab Alisya

Mereka berdua bejalan bersama, sesekali bersendau gurau. Yah, sampailah pada tempat soto itu. Warung makan sederhana dengan konsep lesehan. Nyaman juga tempatnya, walaupun kecil tapi tertata dengan rapi. Cukup banyak pula pengunjung disini.

" Mang soto ayam 2 sama... " ucapan  Vani menggantung

" Kamu minum nya apa Sya? " tanya Vani

" Teh anget aja Van " sahut Alisya

" Sama teh angetnya dua ya mang " sambung Vani

" Wokee, tunggu sebentar neng " sahut penjul soto tersebut

Sambil menunggu soto datang Alisya bertanya pada Vani supaya mereka berdua lebih akrab.

" Van, kamu asli orang sini ?" Tanya Alisya

" Engga kok Sya, aku disini juga merantau " sahut Vani

" Oh gitu, udah berapa lama ? " tanya Alisya lagi

" Baru sekitar satu tahun sih, habis lulus SMA langsung nyari kerja " jawab Vani

" Berarti kamu satu tahun diatas dong Van, harusnya aku manggilnya teteh ya hehehe " ucap Alisya

" Engga kok, soalnya dulu aku sekolahnya mudaan setahun heheh " ujar Vani

Alisya hanya menganggukan kepala sebagai tanda jawaban.

" Emm kamu ga mau nerusin kuliah gitu Van ? " tanya Alisya dengan hati-hati takut menyinggung perasaan Vani.

Vani memandang wajah Alisya sebentar, lalu kembali menatap lurus ke arah jalan. Ia menghela napas.

" Siapa sih Sya yang ga mau kuliah? Sekolah tinggi, lulusan sarjana, semua orang pasti ingin itu. Tapi terkadang ada hal yang ga semua orang paham. Ada keinginan yang ga harus terealisasikan sekarang. Untuk makan cukup, untuk kiriman orang tua dikampung juga cukup, sudah Alhamdulillah banget Sya " jawab Vani seraya tersenyum manis kepada Alisya

Alisya terdiam, ia cukup paham apa yang dikatan Vani.

" Gak coba ngambil beasiswa Van, kan banyak sekarang ? " tanya Alisya lagi dengan nada yang masih sama- pelan.

" Iya banyak, tapi aku ga secerdas kamu Alisya " sahut Vani

" Maaf ya Van, kalau pertanyaan aku buat kamu ga nyaman " ujar Alisya pelan, ia merasa bersalah kepada Vani sekarang.

" Ga papa lagi, santai aja Sya. Wajar kok kalau kamu tanya gitu. Aku seneng ada yang perhatian sama aku. Terkadang hal hal sederhana yang membuat kita bahagia " ucap Vani

Alisya tersnyum kepada Vani. Ia melihat ketulusan itu dimata Vani.

" Kamu kuat Van. Kamu hebat. Mulai sekarang kita teman  "  ujar Alisya

" Emang tadi kamu nganggep aku musuh hah " ucap Vani

" Iyaa " sahut Alisya

Lalu mereka tertawa bersama.

" Aduh neng neng cantik, udah dulu ketawanya ini soto nya udah jadi " ucap Mang Udin- penjuak soto

" Nama saya Alisya mang bukan neng " ucap Alisya

" Iya atuh neng Alisya geulis " sahut mang udin

" Alisya aja mang, ga pake neng sama geulis " ucap Alisya sebal

Mang Udin dibuat bingung dengan tingkah Alisya. Vani hanya cekikan menggelengkan kepala melihat pertunjukan didepannya itu. Alisya-memang ajaib.

***

Setelah selesai sarapan Alisya dan Vani berjalan kembali menuju kos mereka. Dan ditengah perjalanan Alisya lupa jika ia mau membeli beberapa cemilan.

" Aduh aku lupa lagi Van " ucap Alisya sambil menepuk keningnya.

" Kenapa? " tanya Vani

" Mau beli cemilan, heeh. Yaudah aku ke minimarket depan dulu ya Van, kamu duluan aja " ujar Alisya

" Ga papa sendiri ? " tanya Vani lagi

" Iya udah ga papa kok, mau nitip? " tanya Alisya

Vani menggelengkan kepalanya, sebagai jawaban.

" Yaudah daaaa " ucap Alisya dan berlari meninggalkan Vani.

Vani tersenyum geli melihat kawan barunya itu- aneh.

***

Didalam keranjang belanja Alisya sudah banyak serba serbi makanan dan minuman. Mulai dari air mineral, susu, kopi kesukaannya, berbagai rasa roti dan cemilan kecil lainnya. Tak lupa keju juga menjadi cemilan favoritnya- untung ga suka nyemilin micin.

Setelah selesai memilah milih belanjaan akhirnya Alisya menuju kasir, untuk membayar pastinya.

Dan selesailah acara perbelanjaan itu.

Saat akan keluar dari minimarket tersebut Alisya berpapasan dengan seseorang yang akan masuk. Alisya terdiam, membiarkannya lewat terlebih dalu, tanpa menengok. Namun panggilan itu membuat Alisya harus melihat wajah seseorang tadi.

" Kamu yang kemarin nabrak saya di kampuskan? " tanya orang itu-dan laki laki.

Alisya melihat laki laki itu, ia tidak mengenalinya. Namun sewaktu dikampus ia memang menabrak seseorang, tak sempat melihat wajahnya.

" Maaf, saya tidak tau jika kemarin saya menabrak anda " ucap Alisya pelan

" Iya tapi saya hapal betul wajah kamu " sahut laki laki itu

Alisya terdiam

" Maaf untuk kemarin, karna saya telah menabrak anda " ucap Alisya

" ga papa , santai saja. Emm siapa namamu? " tanya laki laki itu

" Alisya. Sekali lagi saya minta maaf. Permisi saya harus pergi " ucap Alisya seraya melangkah keluar

" Daniel. Panggil aku Daniel " ucap laki laki tadi-bernama Daniel

Daniel tersenyum menatap kepergian Alisya.

Sastra dan Angka ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang