20. Menyusun

22 4 0
                                    

Kemana arah labuhan ini?
Mengapa sangat sulit ku capai?

Kembali. Bangun dari mimpi yang terus menggelayuti. Mulai menata apa yang akan dilakukan hari ini.

Ya. Hari ini selesai sudah Ujian Alisya. Ujian Nasional, bukan ujian hidup yang terus saja mengikuti.

" Bunda, Alisya mau joging ya. Sekalian refersing habis ujian " teriak Alisya

" Iya hati hati " jawab Franda

" Dek tunggu abang juga ikut lah " teriak Abian- pulang dari tugas kenegaraan.

" Ayo bang lama deh "

Dua kakak beradik itu sekarang menuju taman.

" Aduh bang udah ah Sya capek "
Ucap Alisya

" Idihhu baru segini aja udah capek " hardik Abian,bercanda
" yaudah abang beliin minum dulu, kamu tunggu disini aja " sambungnya.

Alisya hanya mengangkat jempol pertanda mengiyakan.

Mata Alisya tertuju pada sepasang remaja, yang sedang bercanda sambil main lari lari. Ada sedikit rasa iri dihatinya.

Astagfirulloh 

" Alisya ga boleh iri, itu kan salah "
Ucap Alisya dalam batinnya

Tiba tiba ada benda dingin yang menempel pada pipinya.
Alisya menoleh, siapa lagi kalo bukan Abian dengan jahilnya.

"  Lihat apa sih dek sampai ga kedip gitu hahaha " tawa Abian menggelegar, serentak para pengunjung taman menoleh ke arah mereka berdua.

" Ihhh Abang kalo ketawa jangan kenceng kenceng. Lihat tuh pada lihatin kita " kesal Alisya  sambil menyubit lengan Abian.

" Aduhh sakit, iya iya udah berhenti ini ketawanya " ucap Abian
" Tapi serius abang nanya Alisya tadi lihat apa " sambung Abian dengan serius

Alisya terdiam, sedikit malu untuk mengatakan - sangat malu.

" Ditanya malah ngelamun. Ngelihat apa "  Tanya Abian sedikit kesal

Akhirnya Alisya menunjuk sepasang remaja itu dengan dagunya

" Itu " ucap Alisya

Abian mengikuti arah dagu Alisya dan
" HAHAHAHAHAH........."  Lagi, tawa Abian menggelegar dan menjadikan mereka berdua pusat perhatian.

Langsung saja Alisya membekap mulut Abian dengan tangannya.

" Maaf ya semuanya, Abang saya kelakuannya emang begini. Maaf mengganggu aktivitas kalian " ucap Alisya sambil tersenyum tidak enak

Pengunjung taman sebagian cuek, ada juga yang geleng geleng melihat kelakuan kakak beradik itu, lucu - batinnya.

"Heheh maafin abang ya dek picee " ujar Abian sambi mengangkatkan dua jarinya

Alisya mendenggus sebal melihat kelakuan Kakaknya itu. Kalo bukan kakak udah ditendang masuk kolam taman. Eh - Yaallah.

" Jadi apa yang menganggu pikiran kamu hemm " tanya Abian kembali serius

Sastra dan Angka ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang