Alisya memandang surat yang diberikan Daniel. Ia menghela napas. Ia lelah. Shereen pun berubah. Walaupun mereka tetap akrab, namun ia kehilangan keceriaan dari Shereen.
Gadis itu pun jarang tersenyum. Jarang pula pulang kerumahnya. Ia lebih sering pulang ke rumah Daniel. Sampai papanya meminta bantuan Alisya untuk membujuk Shereen pulang. Ada sesuatu yang penting, Shereen harus mengetahuinya.
" Reen pulang ya, papa kamu mau bicara " pinta Alisya
" Gue terlalu takut Sya. Kalo ada sesuatu yang membuat gue sakit pada akhirnya " lirih Shereen
" Ayok Reen, gue temenin ketemu sama papa kamu. Sepahit apapun kenyataan yang kamu hadapi nanti, itu lebih baik. Dari pada hidup dalam ketidaktauan. Gelap " ucap Alisya
" Makasih ya Sya. Lo bener bener baik sama gue " Shereen pun memeluk Alisya
Alisya dan Shereen pun segera menuju rumah Shereen. Rumah megah itu terlihat sangat sepi, padahal banyak orang yang menempati.
Pantas saja Shereen selalu jarang pulang , batin Alisya.
" Ayok Reen " ajak Alisya menggandeng lengan Shereen
Pintu utama dibuka oleh dua penjaga, mereka memberi salah hormat dengan menganggukan badan.
" Nona sudah ditunggu diruang keluarga " ucap salah satu pembantu dirumah itu
Sheree mengangguk, menuju ruang keluarga. Disana sudah ada mama papa Shereen dan kedua orang tua Daniel juga.
Ada apa ini, batin Alisya. Namun segera membuang pikiran itu jauh jauh.
" Assalamulaikum om, tante " ucap Alisya sembari mengecup tangan orang tua Shereen dan Daniel
Berbeda dengan Shereen yang langsung duduk disalah satu kursi.
" Sini sayang duduh deket tante, tante kangen kamu jarang main kerumah " pinta mama Daniel
" Emh tante, Alisya duduk deket Shereen aja ya. Kasian " ucap Alisya seperti berbisik kepada mama Daniel
Mama Daniel tersenyum, menganggukan kepala.
" Shereen ada yang ingin papa sampaikan nak " ucap Papa Shereen pelan
" Cepat pa, Shereen siap mendengarkan semunya " sahut Shereen
Papa Shereen menghela napas .
" Papa sebenarnya sulit untuk mengatakan ini. Tapi ini yang terbaik nak. Kamu sudah dewasa papa harap kamu bisa mengerti "
" Papa dan mama akan bercerai " sambung papa Shereen
" Hanya itu saja? " tanya Shereen dengan tenang
" Ada satu fakta lagi yang harus kamu tahu. Bahwa kamu bukan anak kandung papa dan mama " ucap papa Shereen dengan lirih
Shereen sudah tak kuasa menahan Air matanya. Ia memeluk Alisya.
" Sabar Reen, tenang dulu ya. Dengerin dulu penjelasan dari papa kamu " ucap Alisya mencoba menenangkan Shereen
" Aku udah ga kuas Sya. Apalagi kenyataan yang harus ku ketahui " lirih Shereen
" Aku anak siapa tuan ? " sambung Shereen
Seketika papa Shereen emosi, apa ini? Tuan ?
" Apa maksud kamu memanggil papa dengan tuan? " bentak papa Shereen
Shereen semakin takut mendengar bentakan papanya, dan memeluk Alisya semakin kuat.
" Mas, apa apaan kamu haa " bentak mama Daniel dan ikut memeluk Shereen
KAMU SEDANG MEMBACA
Sastra dan Angka ( END )
Genç KurguEND / SELESAI . . . Mungkin cerita ini akan berbeda dari cerita yang lain. Ya itu lah tujuan ku menjadi yang berbeda dari yang lainnya. Walaupun belum tentu banyak yang menyukai. Cerita ini tentang kisah yang amat sederhana, mungkin kalian akan bosa...