06. Lelaki Kesayangan

5.3K 656 321
                                    



Jongin tak pernah menyangka hal ini akan terjadi juga untuknya. Selama ini, Jongin hanya berani mencuri lirikan ke wajah indah itu dari kejauhan. Namun, sekarang ia bisa menikmati dengan begitu dekat. Terlebih, ia tidak menyangka jika lelaki mungil ini sudah ia jamah dengan begitu bergairah.

Mobil putih terhenti di depan kedai pasta kesukaan. Tadinya, Jongin ingin mengajak menikmati steak di restoran mewah, tetapi ia menyerah kala sang lelaki mungil menuntut untuk memakan pasta langganannya. Lagi pula, dengan mengikuti keinginannya, Jongin bisa dengan lebih lama menikmati keindahan yang terpancar di diri sang lelaki kesayangan.

"Kita sudah sampai? Oh, ternyata kau suka makan pasta di sini ya?" Jongin bertanya sembari melirik kedai pasta pilihan sang lelaki mungil dari balik jendela mobil.

Jongin hanya bisa tersenyum kala lelaki indahnya tampak tak berminat menjawab. Jongin sudah bisa membaca tabiatnya, dia bukanlah lelaki yang bisa jatuh ke pelukan dengan begitu mudah kendati Jongin sudah berhasil melahap tubuhnya hingga luluh lantak malam itu.

Sang lelaki mungil lantas berdecak, dia membuka pintu mobilnya untuk keluar dan melangkah menuju kedai pasta. Dengan senang hati, Jongin pun ikut keluar dari dalam mobilnya untuk mengekori langkah sang lelaki kesayangan.

Namun, baru saja ia berhasil dua langkah saja menjauhi mobil. Matanya menangkap orang dikenal itu sedang bergelayutan manja satu sama lain sembari memasuki kedai yang sama yang akan didatangi sang lelaki mungil.

"Sialan Park Chanyeol!" Jongin mengumpat dengan bisik rendah, sejurus tangan yang menarik cepat lelaki kesayangan yang baru saja akan menginjak lantai beranda kedai pasta kesukaannya.

Jongin harus membawanya pergi, sebelum ia melihat kekasih yang selalu dipujanya itu ternyata begitu berengsek dan selalu saja bermain tidak sehat di belakangnya. Jongin tak mau jika sang lelaki kesayangan menjadi tersakiti hatinya lantas menangis.

Dia tersentak kala Jongin menariknya masuk ke dalam pelukan. "Ayo cari makan di tempat lain," ajak Jongin menahan langkahnya.

Dahi putih bersih miliknya, tiba-tiba saja berkerut. Barangkali mengherankan baginya untuk ajakan yang tiba-tiba, apalagi Jongin sudah mengatakan jika ia akan makan di mana saja asalkan itu bersama sang lelaki kesayangan.

"Maaf, Kim Jongin ssi. Aku akan makan di sini. Jika kau ingin makan di tempat lain, pergi saja sendirian!" Dia menjawab tegas, kakinya mulai memacu langkah kembali.

Jongin tak menyerah, kembali ia menarik dengan begitu kuat tubuh mungil untuk kembali jatuh ke pelukan. Jongin bahkan tak memberi kesempatan untuknya membela diri lantaran kedua telapak tangan Jongin sudah merengkuh kedua pipi yang kenyal dan padat.

Jongin menjatuhkan sebuah kecupan bibir yang hangat di bibir yang begitu merah. Jelas saja ia terkejut dengan mata bulat yang membeliak. Namun, Jongin tak peduli, bahkan jika kini ia sedang mencium di depan khalayak, ia benar-benar tak peduli; di kepalanya hanya terpikir untuk melarikan diri dari tempat ini sehingga sang lelaki kesayangan tak perlu sakit hati.

Barang kali setelah enam puluh detik ciuman mereka lantas setelahnya Jongin melepas kecupan. Telapak tangan besar itu masih merengkuh kedua pipi yang padat. "Ayo, kubuatkan pasta di rumah saja. Jangan di sini, kumohon ...." ucap Jongin rendah.

Dia tergemap di tempat; namun, di saat itulah Jongin merampas kunci mobil dan menariknya untuj kembali masuk ke dalam mobil milik sang lelaki mungil.

"H—Hei, tunggu!"

Jongin tak memberi kesempatan untuknya berkomentar. Dia bahkan mendorongnya masuk ke bangku penumpang dan Jongin berlari menuju bangku kemudi. Cepat-cepat ia menghidupkan mesin mobil.

Love Affair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang