"Jongin ssi."
Sang lelaki perkasa dengan cepat menoleh manakala suara indah nan ramah Kyungsoo memanggil. Dengan segera ia mematikan puntung nikotin dan membuang ke kotak sampah di sudut beranda rumah apartemennya.
Mereka baru saja selesai menyantap makan malam. Tidak ada sesuatu yang bisa dimasak di pantri dapurnya selain beberapa bungkus mie instan, sehingga sang lelaki jantan memutuskan untuk memesan makanan cepat saji saja dan menikmati bersama setelah selesai membersihkan diri.
Kyungsooo baru saja meletak dua gelas cokelat hangat di meja kecil yang ada di beranda rumahnya, kala tangan besar itu menarik untuk mendekati dan tubuh mereka saling bertabrakan. Kyungsoo bahkan harus menyemat senyum tipis kala ia mulai memberikan kecupan-kecupan kilat di bibir yang merah.
Kyungsoo kira setelah pergumulan panas tadi, mereka akan kembali canggung seperti hari kemarin, dan Kyungsoo kira ia akan kembali memberi ocehan serta memaki. Namun kini, rasa bersalah akan perilaku gelap bersama lelaki lain itu sudah hilang sepenuhnya dan berganti dengan rasa yang berdebar-debar ketika lelaki ini memberikan kehangatan serta kasih sayang. Kyungsoo bahkan berbunga-bunga seperti seseorang yang sedang di mabuk cinta.
"Kau, sungguh cantik dengan kemeja kebesaran milikku yang kau kenakan. Kau membuatku kembali bergairah."
Kyungsoo memukul ringan dada yang atletis, mencoba memberontak dan memisahkan diri. "Jongin ssi mesum sekali!" umpat Kyungsoo dengan rendah.
Padahal bukan kemauannya memakai kemeja kebesaran milik si kekasih gelap, tetapi pakaian Kyungsoo yang berserakah di lantai ruang makan sudah kotor oleh air-air sanggama yang tercecer sehingga ia perlu segera mencuci agar dapat dipakai esok hari ketika ia pulang dari rumah apartemen lelaki perkasanya.
Tersentak kemudian Kyungsoo oleh tangannya yang menarik masuk ke pangkuan. Mereka duduk di bangku panjang yang ada di beranda rumah sembari berpelukan dan sang lelaki perkasa membungkus tubuh mereka dengan selimut tebal.
Menikmati indahnya langit malam sembari berpelukan mesra dengan kekasih, adalah salah satu kencan impian Kyungsoo.
"Hei?" Dia di belakang punggung mengecup tengkuk. "Apa aku boleh merendahkan cara bicaraku? Aku sungguh ingin begitu sana memanggil namamu?"
Kyungsoo hanya melirik dan dia mencuri kecupan kembali. "Apa aku bisa berkata tidak boleh? Kau bahkan selalu bertindak sesuka hatimu."
Dia terkikik dan terus memeluk dengan begitu erat. "Kalau begitu, apa kau tak masalah jika aku memanggil Kyungsoo sayangku?" tanyanya. Kyungsoo berdecak sembari tersipu malu. Ia bahkan tak berniat menjawab dan hanya memeluk tangan besar yang hangat.
"Lalu, apa benar kau menerima cintaku? Apa benar kau memilihku?" Dia bertanya kembali.
"Eum." Kyungsoo mengangguk rendah.
"Jika benar begitu, apa kau bisa putuskan saja kekasihmu dan datang padaku sepenuhnya?"
Kyungsoo menelan ludah, ucapan sayup yang tepat terdengar di rungunya membuat hati Kyungsoo berdegup kencang, begitu menyakitkan. Padahal ia sudah bisa menerima cinta yang lain, mengapa tidak bisa ia melepaskan cinta lamanya.
"Tidak bisa."
Rendah sekali dua kata yang diucap Kyungsoo, ia tak ingin lelaki yang tengah memeluknya ini kecewa. Ia ingin lelaki ini mengerti.
Dia tak menuntut jawaban, pula tak marah seperti waktu lalu. Hanya hela napas resah beraroma tembakau yang terdengar dari bibir; pelukannya semakin erat, dan kepalanya bertengger hangat di pundak Kyungsoo.
![](https://img.wattpad.com/cover/182961423-288-k913934.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair
Fanfiction[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Ujaran Kim Jongin yang mengatakan perselingkuhan itu wajar bagi kaum lelaki, membuat Do...