"Hari ini kita akan bertemu, Sayang. Yakin saja!"
Decakan di bibir Kyungsoo bersamaan dengan senyum tipis yang menyempil. Kesal karena hanya sebuah pesan dengan dugaaan tak pasti, tetapi gembira pula lantaran pesan itu dikirim oleh seseorang yang dicintai.
Ini sudah hari ke lima belas sejak permainan panas mereka ketika sang lelaki perkasa datang berkunjung sebentar, mengantar ponsel baru. Kyungsoo kira ia bercanda tentang akan sulit bertemu karena kesibukannya bersama keluarga, tetapi kenyataannya, mereka benar-benar tak ada kesempatan bertemu.
Sedikit lega lantaran Kyungsoo sudah mendapatkan ponsel barunya, sehingga ia bersama sang kekasih gelap, bisa terus saling mengirim pesan dan bertukar kabar.
Tak sedikit di waktu luang mereka pergunakan untuk melakukan panggilan telepon, bukan sekali dua kali pula percakapan mereka menjurus pada hal mesum; mereka bahkan pernah melakukan panggilan video, untuk bermasturbasi bersama demi memuaskan harsat tidak terpuji.
Sudah menjadi risiko Kyungsoo. Dia yang memilih dirinya menjalin hubungan gelap bersama lelaki mesum, ia sudah tidak bisa menolak kala sang pejantan sedang bergelora gairah nafsu yang maksiat.
"Pembohong!" Sebuah kata seru disertai emotikon manja lidah yang menjulur yang Kyungsoo gunakan sebagai balasan. Dia lantas menyimpan kembali ponsel ke dalam saku jas yang digunakan dan kembali berfokus pada sidang perkara yang sedang diusut Jaksa Park bersama Jaksa Kim.
Kyungsoo sedang mengunjungi acara sidang pembuktian kasus perkara penggelapan uang perusahaan pula penipuan gaji buruh yang merambat pada kasus penipuan pajak serta pembangunan kompleks bangunan secara ilegal yang dilakukan Direktur Kim Seonho, direktur utama Pusat Perbelanjaan Kim Hyung.
Sidang sudah dilaksanakan sejak satu jam yang lalu dengan bukti-bukti dan saksi yang didatangkan Jaksa Park dan Jaksa Kim. Semuanya, tetap saja dielak dan dipatahkan oleh pengacara yang membela Direktur Kim. Kyungsoo dengar, Jaksa Park memiliki kartu kunci untuk membuat Direktur Kim menyerah dan kalah dalam sidang perkara ini.
"Selanjutnya adalah bukti perihal ke mana pergi uang Pusat Perbelanjaan Kim Hyung yang dipimpin oleh Direktur Kim selama ini. Para jaksa penuntut akan mengundang dua saksi lagi untuk memperkuat bukti." Ucapan ketua hakim memenuhi ruang persidangan.
"Keberatan Yang Mulia!" Kalimat penyanggahan yang lantang langsung terdengar dari meja tersangka dan pula pengacaranya. "Saksi yang dimaksud bahkan tidak terdaftar di sidang ini, kita tidak bisa—"
"Kedua saksi ini adalah saksi kunci untuk kasus ini, Yang Mulia!" Jaksa Park yang memotong kalimat sanggah itu dengan teriakan lantang dan tubuhnya beranjak dari tempat duduknya.
Sedikit perdebatan terjadi dengan bisik-bisik rendah para peserta sidang. Namun, setelahnya terdengar ketukan palu sang ketua hakim.
"Bukti dan saksi telah diterima, oleh karena itu saksi dipersilakan memasuki ruang persidangan."
Keputusan para hakim sudah bulat, sehingga Jaksa Park mengisyaratkan pada petugas untuk membuka pintu ruang sidang dan membawa dua orang saksi masuk ke dalam ruangan.
Salah satu saksi tersebut yang kemudian membuat Kyungsoo mendelik mata. Dia yang lebih dahulu dituntun petugas untuk menuju meja bersaksi.
Kala mata berserobok, dia tersenyum. Namun, Kyungsoo sama sekali tak dapat merubah roman keterkejutan di wajahnya. Dugaan-dugaan acak bermunculan di kepala, seperti bagaimana lelaki ini bisa menjadi saksi inti akan semua kasus yang diusut Jaksa Kim bersama Jaksa Park?
Dia bahkan terus bersama Kyungsoo akhir-akhir ini, tetapi Kyungsoo malah tak tahu apa-apa tentangnya, tentang apa yang dikerjakannya.
"Saksi dipersilakan memperkenalkan diri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Affair
Fanfiction[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Ujaran Kim Jongin yang mengatakan perselingkuhan itu wajar bagi kaum lelaki, membuat Do...