13. Makan Malam [M]

9.7K 675 666
                                    




Di tengah Kyungsoo yang kebingungan dan diliputi rasa bersalah, sang lelaki perkasa merengkuh kedua pipi. Senyum itu begitu menawan dan tatapan mata yang elang, melumpuhkan akal sehat Kyungsoo.

"Ini gara-gara kau yang menendang. Kau harus bertanggung jawab." Suara yang rendah, semakin rendah saja menerpa wajah Kyungsoo. Bulu tengkuk bahkan merinding olehnya.

"M—Maafkan aku, Jongin ssi. Aku harus bagaimana?" Kyungsoo membiarkan telapak tangan hangat itu membelai kedua pipi yang padat, mata Kyungsoo berbinar menatap wajah yang begitu tampan.

"Isap!"

"Heh?!" Mata bulat yang berbinar kini berubah haluan menjadi mendelik lebar. Kerongkong terasa tersedak  dan dada mulai bergemuruh dengan degup yang kencang.

Sang lelaki perkasa menarik celana kulot hingga lepas, memperlihatkan bagaimana gagah kejantanan yang ia miliki. "Lihat ... dia memerah dan hampir tegang. Ayo isap agar ia bisa sembuh!"

Padahal ini bukanlah kemesuman yang pertama kalinya. Kyungsoo bahkan terlalu jalang di malam-malam panas mereka sebelumnya. Dia sendiri tak tahu alasan mengapa kini dia terlalu gugup. "T—Tapi, tapi, tapi—"

Sang lelaki tampan meraih tengkuk Kyungsoo. Tanpa meminta izin, ia mulai mengecup bibir dengan begitu bergairah. Kyungsoo bahkan harus kewalahan mengimbangi sesap demi sesap. Kyungsoo pun bisa merasakan daging bibir kenyal yang saling bertabrakan. Semakin panas lagi ketika lidah mereka saling menggulung.

Kyungsoo terengah, napasnya hampir habis kala sang lelaki tampan melepas kecupan. Dia bahkan tersenyum memikat yang ditemani tatapan mematikan.

"Kenapa tetapi? Bukankah kau menyukai penisku, apa lagi kala menumbuk lubangmu?"

Area pipi memerah, Kyungsoo yakin itu menjadi begitu memerah. Dengan segera, kemudian Kyungsoo menimbun wajah di dada yang begitu atletis. Dia bergumam sesuatu yang samar. "Jongin ssi mesum sekali ...."

"Bukankah kau juga menyukai hal mesum bersamaku?" Bisikan rendah tepat di daun telinga, membuat Kyungsoo semakin memerah; pipi dan telinga. Tangan berayun dan memukul ringan dada bidang lelaki yang perkasa.

Sedetik kemudian tangan Kyungsoo tertangkap, sang lelaki gagah menuntun telapak tangan Kyungsoo untuk memegangi kejantanan yang begitu besar, membengkak.

"Kau harus mengelus, Kyungsoo ssi. Hanya belaian tanganmu yang bisa membuatnya sembuh dari rasa sakit."

Kyungsoo menelan air liur, sembari tangan mungil di dalam genggaman tangan lelaki perkasa, terus mengguncang. Kepala di dalam dadanya bahkan semakin merunduk dan mengintip bagaimana tangan nakal Kyungsoo mengguncang kejantanan yang semakin gagah perkasa.

"Argh! Teruskan ... jangan berhenti, Kyungsoo ssi." Dia menggeram, terus menggenggam dengan erat tangan Kyungsoo yang mengguncang penisnya.

Tak sampai lima detik kemudian Kyungsoo tersadar. Dia melepaskan pelukan, lantas beranjak dari sofa ruang utama milik sang lelaki perkasa.

"A—Aku lapar, s—sebaiknya kita buat makan malam!" ucap Kyungsoo terburu-buru dan memacu langkah menuju dapur.

Dia meletakkan ponsel di atas meja makan dan kemudian seenaknya saja mengitari dapur rumah milik sang lelaki gelap. Padahal dia baru pertama kali datang ke rumah ini.

"Kau! Yang benar saja!" Dia menggerutu.

Lantas, ia membuat Kyungsoo tersentak dengan tubuh mungil yang dengan serta-merta begitu saja dibopong dan dibawa terduduk di atas meja makan. Dia, yang kini sudah bugil tak berpakaian, kembali memeluk Kyungsoo.

Love Affair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang