Empat

194 12 0
                                    

Part ini sudah direvisi. Happy reading ^_^

***

Mungkin itu adalah rasa peduli kepada teman, tapi kenapa terasa sangat berat melihat semua itu.

***

Jam menunjukkan pukul setengah delapan malam. Nanda masih setia duduk di meja belajarnya. Bukan untuk belajar, melainkan menunggu Chat dari seseorang yang sejak tadi ia pikirkan.

Merasa bosan karena tak kunjung menelfon, Nanda memilih untuk melihat foto-foto yang di posting pacarnya di media sosial.

Sebuah senyuman terukir indah di wajah Nanda saat melihat foto Radit dengan berbagai macam gaya. Meski tidak terlalu banyak foto.

Senyumnya luntur ketika ia melihat salah satu postingan foto yang di tag oleh Mila. Bahkan di postingan itu Radit memberikan komentar dengan emoticon love.

Menyebalkan sekali, dengan dirinya saja Radit tidak pernah begitu. Boleh tidak jika ia marah sekarang dengan Radit soal ini.


Moodnya hancur, Nanda memutuskan bangkit dari meja belajarnya. Secara tiba-tiba ponselnya berdering membuat Nanda mengurungkan niatnya untuk bangkit.

Radit.

Nama yang tertera di layar ponselnya. Seseorang yang sejak tadi ia tunggu untuk menelponnya.

"Halo."

"Ada apa, Tumben nelpon?"

Akuilah jika Nanda sedikit munafik, tadi menunggu telpon dari Radit namun ketika ditelpon mengatakan hal seperti itu.

"Salah gue telpon pacar sendiri."

"Enggak."

"Lagi apa?"

"Belajar."

"Oh, sorry kalau gue ganggu. Gue tutup aja biar Lo fokus."


"Tunggu, gue gak kegang..."


Tutt

"...gu."

Nanda memandang ponselnya sendu. Baru saja akan mengatakan tidak menganggu, tapi sayangnya Radit langsung memutuskan sepihak sebelum Nanda menyelesaikan kalimatnya.

Entahlah Nanda benar-benar kecewa dengan Radit tapi ia sendiri tidak bisa melakukan apapun selain pasrah.

Nanda mulai berbaring di atas kasurnya sambil memandang langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang jauh entah kemana. Nanda selalu berfikir untuk apa mereka pacaran jika saling menutupi hubungannya.

Nanda segera menarik selimutnya, membungkus dirinya dalam selimut. Udara semakin dingin meski belum terlalu larut, mungkin karena diluar sedang gerimis. Nanda mulai menutup matanya dan masuk kedalam alam mimpinya.

***

Keadaan kantin selalu ramai seperti biasa saat jam istirahat. Sejak tadi Nanda terus memikirkan komentar yang ditulis Radit diakun Instagram Mila. Ingin rasanya Nanda menemui Radit dan menanyakan maksud komentar itu.

PACARAN??? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang