Dua puluh delapan

73 5 0
                                    

Part ini sudah direvisi. Happy reading ^_^

***

Inilah akhir dari semuanya. Tak ada lagi hubungan antara aku dan kamu.

***

Setelah percakapannya dengan Kirana selesai, Radit memilih kembali kedalam kamarnya, membaringkan tubuhnya di atas kasur. Radit sangat merindukan kamarnya ini terutama kasurnya.

Hembusan nafas terdengar dari Radit. Entahlah, rasanya sangat berat meninggalkan tempat ini. Bahkan baru beberapa hari ia pergi saja dirinya sudah sangat merindukan kamarnya, jadi bagaimana saat ia benar-benar pergi nanti. Sungguh Radit tak bisa membayangkannya, Karena bagaimana pun juga rumah ini adalah tempat ia tumbuh. Rencana pindah itu sangat mendadak baginya sehingga membuatnya tambah pusing. Juga, bagaimana ia menyampaikan hal ini kepada Nanda.

Lusa.

Ia akan pindah hari itu. Itu artinya ia hanya bisa bertemu Nanda satu hari. Dan hari itu adalah sekarang. Jadi tanpa berfikir panjang ia pun meraih ponselnya. Mungkin sekarang gadis itu sudah pulang mengingat sekarang sudah jam setengah lima sore.

"Nda. Sekarang bisa ketemuan gak?"

"...."

"Gak papah."

"...."

"Gak usah. Biar gue yang jemput lo. Sekarang bersiap-siaplah."

"...."

Setelah sambungan terputus Radit pun langsung mengambil jaketnya dan melangkahkan kakinya keluar.

***

Saat ini tak ada aktivitas menarik yang harus dilakukan Nanda. Jadi ia putuskan untuk rebahan dan menikmati beberapa cemilan. Jika kalian fikir Nanda malas, itu tidak benar. Karena saat ini memang tak ada kegiatan yang dikerjakannya, jadi jangan salahkan jika Nanda bersantai-santai. Merasa ponselnya berdering cewek itu langsung meraih ponselnya.

"Nda. Sekarang bisa ketemuan gak?"

"Bisa. Emangnya ada apa?"

"Gak papah."

"Dimana ketemuannya? Kasih aja lokasinya, nanti gue datang."

"Gak usah. Biar gue yang jemput lo. Sekarang bersiap-siaplah."

"Okey."

Nanda sedikit bingung alasan Radit mengajak bertemu diwaktu seperti ini. Bukankah cowok itu sedang bersembunyi atau jangan-jangan cowok itu sudah pulang kerumahnya. Kalau itu memang benar Nanda bersyukur setidaknya cowok itu bisa menerima semuanya dengan lebih baik.

Setelah lama bersiap, akhirnya selesai juga Nanda dengan penampilannya. Radit sudah datang sejak tadi. Ini bukan ke acara formal, jadi Nanda hanya menggunakan kaos berwarna merah polos dan celana panjang berwarna hitam. Tidak lupa rambutnya yang terikat membuatnya terlihat semakin santai.

"Bisa pergi sekarang?"

Nanda mengangguk.

***

Keadaan hening, belum ada pembicaraan yang keluar dari mulut kedua orang itu. Sejak tadi Nanda menunggu Radit mengeluarkan suaranya.

"Dit, ada apa? kenapa tiba-tiba mengajak ketemu? Oh iya, gimana soal keluarga lo, apa semuanya sudah lebih baik?"

Radit menoleh kearah Nanda. Gadis itu membuatnya sadar akan lamunannya. Radit menatapnya dengan dalam dan penuh tanda tanya sementara Nanda, ia hanya tersenyum kearah Radit.

PACARAN??? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang