Tiga puluh tiga

47 6 1
                                    

Part ini sudah direvisi. Happy reading ^_^

***

Aku tau ini mendadak. Tapi kenapa tidak ada yang memberitahu jika dia sudah kembali...apa kalian terlalu takut aku belum bisa melupakannya atau ada hal lain yang kalian sembunyikan dariku.

***

Hari ini Nanda terpaksa diantar oleh Karin, ibunya. Ralat, bukan terpaksa lebih tepatnya di paksa. Entahlah, apa yang membuat kakaknya menyuruhnya untuk diantar oleh Karin. Apa mungkin Kakaknya itu sudah dicuci otaknya. Keadaan sangat hening, tak ada yang mau membuka suaranya terlebih lagi Nanda, gadis itu memilih untuk menatap luar jendela.

"Mau mampir ke tempat makan sebentar?" tanya Karin dengan hati-hati.

"Tidak."

Karin menghela nafas,  ia sudah tau jawaban yang akan dilontarkan Nanda. Namun untuk saat ini Karin harus lebih sabar menghadapi sikap Nanda yang seperti ini, lagi pula ia mengerti mengapa Nanda sampai bersikap seperti ini padanya.

"Tapi bukankah kamu baru masuk nanti jam Sembilan, ini masih terlalu pagi."

Nanda memilih diam dan memilih untuk mendengar musik di haedset nya. Tidak sopan bukan, tapi jangan salahkan Nanda yang bersikap seperti ini padanya. Lagi pula ibunya sama sekali tidak peduli padanya.

Nanda mulai turun dari mobilnya saat menyadari sudah sampai didepan kampusnya. Entahlah Nanda terlalu malas untuk berpamitan dengan sosok ibunya itu.

Karin bahkan hanya bisa menghela nafas saat Nanda turun begitu saja tanpa berpamitan. Jangankan untuk berpamitan, mengucapkan selamat tinggal Saja tidak. Karin tidak bisa marah dengan Nanda, karena bagaimanapun juga ini adalah kesalahannya yang tidak pernah becus untuk mendidik putri semata wayangnya.

***

Nanda melangkahkan kakinya menuju kantin, sejak tadi perutnya memberontak ingin diisi.

Memang benarnya ucapan ibunya tadi, bahwa ia datang terlalu pagi sehingga ia tidak bisa sarapan meski hanya memakan satu lembar roti tawar.

Sebenarnya Nanda memang sengaja berangkat lebih awal, Nanda benar-benar merasa tidak betah berada di rumah lama-lama. Bahkan sepertinya keputusan akan mengambil cuti ditempat kerjanya pun akan dibatalkan.

Nanda mulai memasukan makanannya kedalam mulut. Namun ekor matanya menangkap sosok yang ia kenal. Sosok yang pergi dua tahun yang lalu.

Nanda mulai menggosok-gosokan matanya, berharap ia salah lihat. Namun harapannya salah, ia benar-benar melihat sosok itu dihadapannya, namun tidak seorang diri. Karena ada seseorang juga di sana, entah itu siapa tapi yang pasti dia perempuan.

Nanda mulai berdiri, meninggalkan makanannya. Ia tak peduli jika perutnya masih lapar, yang pasti ia ingin mengejar sosok itu terlebih dahulu.

"Radit!!"

Sosok itu berbalik, dan benar, ia tidak salah lihat. Mantan pacarnya berada di kampus ini.

Radit, bahkan cowok itu pun sama terkejutnya saat melihat Nanda di dapannya. 

"Lo...lo kenapa bisa ada disini?"

Radit terdiam, bukan tidak mau menjawab hanya saja ia bingung mau menjawab apa pada sosok dihadapannya.

"Maaf, lo siapa ya? Kenapa bisa tau Radit?"

Nanda mengalihkan pandangannya pada gadis disebelah Radit. Gadis yang memiliki postur tubuh hampir sempurna. Berkulit putih, tinggi, kurus, juga cantik dengan rambut berwarna blonde itu.

PACARAN??? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang