Dua puluh dua

80 7 2
                                    

Bab ini sudah direvisi. Happy reading^_^

***

Waktu memang tidak ada yang bisa menebak.

***

Setelah menetap empat hari di rumah sakit, akhirnya Nanda diperbolehkan pulang dan mungkin besok ia juga akan sekolah. Nanda sempat merengek selama di rumah sakit namun Rizal tetap tak mengubriskan permintaannya alhasil empat hari lah dirinya terjebak di ruangan serba putih itu.

Sebenarnya Nanda masih penasaran dengan berita besar yang Bella maksud, sayangnya setelah hari itu Bella sudah tak bisa dihubungi entah kenapa.

Nanda masih asik berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang dimana kejadian Mila yang melukai lengannya. Ah, bisa darah tinggi Nanda jika mengingat itu. Lagi-lagi tak ada notifikasi dari siapa pun, sungguh Nanda benar-benar bosan. Ia tak tau harus berbuat apa, kakaknya sedang pergi. Orang tuanya sudah pasti tak akan pulang mengingat sekarang sedang berada diluar kota. Bahkan ponselnya sejak tadi hanya di anggurkan begitu saja. 


***

Akhirnya setelah beberapa tidak pergi ke sekolah, hari ini Nanda berangkat. Sepanjang koridor semua orang menatap Nanda, tapi kali ini berbeda. Hanya tatapan biasa bukan tatapan tak senang seperti sebelumnya. Sebenarnya itu bagus tapi sepertinya disini hanya ia yang belum tahu tentang apapun.

Nanda sedikit melirik Bella, temannya sama sekali tak terusik. Ayolah kenapa tak ada yang mau memberitahu yang terjadi selama dirinya tak sekolah.

Nanda dan Bella kini sudah duduk di salah satu bangku kantin. Jam istirahat baru saja berbunyi, beruntung Nanda dan Bella datang ke sini di saat orang masih sedikit jadi mereka tak perlu berdesak-desak mencari makanan dan tempat duduk.

"Bel, lo bilang ada berita besar. Apa?" tanya Nanda sambil mengaduk minuman di hadapannnya.

"Oh itu si Mila dia...." Bella terpaksa harus berhenti saat salah satu teman sekelasnya menghampirinya.

"Nanda lo disuruh keruang BP."

"Siapa yang nyuruh?" tanya Bella.

"Bu wati. Lo berdua tadi langsung pergi ke kantin pas bel bunyi mangkanya bu Wati gak sempet yampein dikelas tadi."

"Hm, makasih," ucap Nanda

"Sama-sama."

Orang tersebut mulai menjauh dari Bella dan Nanda. Ayolah, baru saja Nanda akan menikmati minumannya bahkan ia sama sekali belum menyedot nya.

Sedikit ragu tapi mau bagaimana lagi, Nanda harus memastikannya sendiri. Lagian kenapa guru manggil diwaktu istirahat, sudah tau jam segini untuk mengisi perut.

"Lo yakin mau ke BP, mending nanti aja setelah lo makan."

"Kalau nanti gue malah kena marah. Tau sendiri lo guru BP gimana kalau udah ceramah, panjang kali lebar kali tinggi."

"Ck, aneh-aneh aja lo mana ada ceramah kayak gitu. Yaudah pergi gih sana."

"Bel."

"hm.."

"Nitip minuman gue ya, sayang belum gue minum sama sekali."

"Iya. Udah gih pergi nanti kata lo guru BP kalau ceramah panjang kali lebar kali tinggi."

"Iya ini juga mau pergi bawel banget. Inget gue nitip minuman jangan diminum."

"Iya, buruan gih sana."

PACARAN??? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang