Sembilan belas

95 5 0
                                    

Part ini sudah direvisi. Happy reading ^_^

***

Terimakasih untuk akhir pekannya

***

Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana Nanda bisa bermalas-malasan termasuk bangun tidurnya. Matahari bahkan sudah tinggi pun tidak membuat Nanda bangun. Dan sudah terhitung berapa kali ponselnya berbunyi karena alarmnya tapi tetap saja seorang Nanda sangat sulit untuk bangun.

Namun untuk kali ini Nanda berhasil membuka matanya, saat tidurnya mulai terusik akan cahaya matahari yang memasuki kamarnya. Dengan perasaan berat, Nanda mengganti posisinya menjadi duduk  mengosok-gosok matanya. Berusaha memperjelas penglihatannya yang sedikit buram.

"Kak, Nanda masih ngantuk. Jangan dibuka dulu, nanti cahayanya masuk. Nanda masih pengen tidur," racaunya kembali tertidur.

  "Cewek gak boleh bangun siang-siang. Gak baik."

Nanda tersentak, bola matanya melebar. Suara itu, ia kenal jelas suara itu. Dan yang pasti itu bukan suara Rizal. Itu suara...

"Radit!"

Rasa kantuk dimatanya lenyap seketika. Entah bagaimana cowok itu bisa masuk kedalam kamarnya yang jelas-jelas ia kunci dari dalam.

Nanda malu sekali, ini pertama kali Radit melihat dirinya bangun tidur. Bagaimana penampilannya, apakah kucel atau...

Ah, tidak tau. Intinya sekarang Nanda malu sekali.

"Lo kaget gak ada gue disini?"

Pertanyaan konyol apa itu, sudah jelas Nanda sangat kaget bahkan hampir jantungan.

Nanda menatap Radit seolah berkata bagaimana bisa masuk kedalam, padahal kemarin ia mengunci pintu kamarnya dan ditinggal tidur.  Lihat saja bahkan pakaian seragam yang kemarin di pakai pun masih terpasang utuh ditubuhnya, hanya saja sekarang terlihat lebih kusut dari kemarin.

"Lo kenapa bisa disini, pintunya kan gue kunci?" tanya Nanda.

"Gue itu Radit, apa pun bisa gue lakukan," jawabnya dengan percaya diri

"Ck."

Radit memandangi Nanda, ia baru menyadari bahwa cewek dihadapannya masih mengenakan seragam sekolahnya yang kemarin.

"Biasa aja kali ngeliatnya, gue tau kok gue cantik jadi biasa aja ngeliatnya," ucap Nanda.

Radit menaikan alisnya sebelah, bagaimana bisa cewek dihadapannya ini memiliki kepedean tingkat tinggi. Namun meski begitu dapat mengundang senyumnya meski hanya sedikit dan mungkin tidak terlihat.

"jadi cewek jangan suka kepedean."

"Terus lo ngapain ngeliatin gue sampe kayak gitu."

"Lo kenapa masih pake seragam sekolah?" tanya Radit.

"Kemarin gue capek banget. Jadinya pas sampe rumah gue langsung solat terus tidur. Eh, tau-taunya kebablasan sampai sekarang," jelas Nanda.

Detik berikutnya mata Nanda berbinar melihat yang melezatkan. "Wah ada makanan, buat gue kan."

"Iya, tapi kalo lo udah mandi." Ucap Radit samil mengambil kembali makanan ada di tangan Nanda.

"Kalo abis mandi, makanannya udah dingin. Dimakan sekarang aja ya."

"Yaudah. Cepat makan abis itu mandi."

Nanda tersenyum, tanpa berfikir panjang Nanda langsung melahap makanan yang berada didepannya. Perutnya memang terasa lapar mengingat kemarin ia melupakan makan siang dan malamnya.

PACARAN??? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang