(01)-Dufan

215 6 0
                                    

"Cewek itu susah di mengerti. Seakan-akan cewek selalu benar di dunia ini."

-Rendi Putra Setiawan-

Mentari pagi mulai menyinari setiap sudut kamar Lauren. Lauren membuka mata secara perlahan karena silaunya matahari pagi. Setelah itu, dia beranjak pergi ke kamar mandi. Setelah mandi, dia memakai seragam dan turun ke lantai 1 untuk sarapan.

*****

"Pagi ma." sapa Lauren. Setelah itu dia mencium pipi mamanya.

"Sarapan dulu sayang,"

Lauren tidak menghiraukan ucapan mamanya dia masih sibuk melihat sekeliling ruang makan.

"Mama tau, kamu lagi nyariin papa kan?" tanya Fanny (mamanya Lauren).

Fanny sudah hafal betul sikap Lauren setiap ingin sarapan pagi. Lauren pasti diam dan melihat sekeliling ruang makan. Hal itu disebabkan papa Lauren (Panji Hermawan) yang sedang sibuk kerja beberapa minggu ini sehingga tidak ada waktu untuk sarapan bersama dan mengantarkan Lauren berangkat sekolah.

Lauren menghela napas sebentar lalu dia menjawab, "papa kenapa sih sibuk terus? Papa tuh sekarang udah jarang nganterin Lauren lagi, gak kayak dulu. Papa juga jarang makan bareng kita ma. Lauren pengen papa yang dulu, papa yang mentingin keluarga dibanding kerjaannya." bentak Lauren sambil menangis. Mamanya pun ikut menangis.

Setelah itu dia menghampiri mamanya dan memeluk mamanya. "Maafin Lauren ma. Lauren udah bentak dan bikin nangis mama. Maafin Lauren." lirih Lauren sambil menangis.

"Mama gapapa kok sayang. Ya udah kamu sarapan dulu habis itu kamu berangkat sekolah."

"Iya ma."

*****

Sesampainya di sekolah, Lauren langsung ke kelasnya dan duduk sambil membenamkan wajahnya, setelah itu barulah dia menangis. Untungnya kelas masih sepi jadi dia bebas ingin menangis sekencang-kencangnya.

Tetapi, Lauren tidak menyadari bahwa Rendi telah berada di sampingnya saat ini.

"Ngapain nangis?" tanya Rendi.

Lauren terkejut atas kehadiran Rendi yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Lo kok bisa ada disini?" tanya Lauren.

"Ini kan kelas gue." jawab Rendi

"Oh iya." ujar Lauren polos.

"Lo belum jawab pertanyaan gue."

"Pertanyaan yang mana?"

"Lo kenapa nangis?" ulang Rendi

"Gapapa kok." ucap Lauren sambil menghapus air matanya.

"Gak mungkin kalo gak ada apa apa."

Lauren hanya diam. Hening di antara mereka berdua tak ada yang berbicara lagi. Sampai akhirnya bel berbunyi dan memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

*****

Selama pelajaran berlangsung, Lauren tidak bisa berkonsentrasi karena dia terus memikirkan masalah tentang papanya. Hingga akhirnya bel istirahat berbunyi. Semua murid keluar dari kelasnya kecuali Lauren dia sedang malas ke kantin atau pun keluar dari kelasnya.

"Ren gak ke kantin?" tanya Anjani (Sahabat Lauren sejak kecil).

"Lagi males." jawab Lauren

"Lo ada masalah ya?" tanya Anjani to the point

L&R (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang